WahanaNews.co | Ilmuwan membongkar rahasia berlian langka yang ditemukan di empat meteorit di barat laut Afrika.
Berlian berbentuk heksagonal rupanya tidak terbentuk secara alami di Bumi melainkan berasal dari planet kuno.
Baca Juga:
Reza Artamevia Dilaporkan ke Polisi Terkait Dugaan Penipuan Bisnis Berlian
Miliaran tahun lalu, ada planet kerdil di Tata Surya bagian dalam yang memiliki karbon di mantelnya. Setelah tabrakan dahsyat dengan asteroid besar, karbon itu dikompresi menjadi lonsdaleite, di mana atom karbon diatur dalam kisi heksagonal alih-alih struktur kubik berlian biasa.
Kristal lonsdaleite ini terperangkap di dalam meteorit ureilite, suatu bentuk langka dari batuan luar angkasa berbatu yang kaya akan karbon, biasanya grafit dan nanodiamond.
Dalam sebuah makalah baru di Proceedings of the National Academy of Sciences, para peneliti membuat hubungan antara semua mineral berbasis karbon yang berbeda ini yang menunjukkan bahwa berlian terbentuk dari mantel planet kerdil yang telah lama mati.
Baca Juga:
Drama Berlian Sintetik: Penyanyi Reza Artamevia Terseret Kasus Dugaan TPPU
Mereka mengandaikan grafit berubah menjadi berlian dan lonsdaleite. Grafit terbuat dari lapisan karbon yang tersusun dalam kisi heksagonal. Tim peneliti percaya akan dampak menciptakan cairan superkritis yang terbuat dari karbon, hidrogen, oksigen, dan belerang.
Dampak ini berinteraksi dengan grafit pada suhu tinggi dan tekanan sedang yang memungkinkan karbon untuk mempertahankan distribusi heksagonal grafit, tetapi dalam ruang 3D, bukan di lapisan 2D.
"Kemudian, lonsdaleite sebagian digantikan oleh berlian saat lingkungan mendingin dan tekanannya menurun," jelas penulis utama Profesor Andy Tomkins dari Monash University, dikutip dari IFL Science.