Sepanjang hidupnya, Kalashnikov terus memperbaiki desain klasik senjata ini. Pada 1959, AKM mulai diproduksi. AKM menggunakan receiver (bagian badan senapan yang berisi mekanisme penembakan) berbahan logam yang dicetak mesin (stamping) sehingga lebih ringan dan murah.
Ia juga mengembangkan senapan mesin PK. Modifikasi AK-47 masih diproduksi di negara-negara di seluruh dunia.
Baca Juga:
4 Negara Ini Diduga Pasok Senjata ke KKB Papua
Kelebihan dan jumlah melimpah AK-47
Mengapa AK-47 adalah senapan yang demikian revolusioner?
Senapan ini relatif mudah untuk diproduksi, pendek dan ringan, dan mudah digunakan, dan punya sedikit recoil (hentakan yang disebabkan oleh senjata api ketika ditembakan). Senapan ini juga legendaris karena keandalannya dalam kondisi berat dari hutan belantara yang basah hingga badai pasir Timur Tengah, dalam dingin dan panas ekstrim.
Baca Juga:
Salah Satu Pencipta Bom Hidrogen Ditemukan Tewas, Diduga Bunuh Diri di Moskow
Proses perawatannya juga mudah. Piston gas yang besar dan ada keleluasaan jarak pada bagian-bagian mekaniknya membuat senapan ini tidak mudah macet.
Kalashnikov senang menyombongkan keunggulan senapannya atas senapan M-16 AS. “Selama Perang Vietnam,” kata dia dalam wawancara pada 2007, “Serdadu Amerika membuang M-16 mereka dan mengambil AK-47 dan peluru dari tentara Vietnam yang tewas. Saya dengar tentara Amerika juga cukup sering menggunakan AK-47 di Irak.”
Senjata yang jumlahnya paling besar di dunia ini juga cocok digunakan untuk kejahatan dan terorisme. Penyandera yang menyerbu area Olimpiade di Munich, Jerman, pada 1972 menggunakan senapan Kalashnikov, pelaku penembakan massal di AS juga menggunakan versi semi-otomatis senapan ini dalam kejadian di Stockton, California, dan Dallas.