Militer AS juga telah mendistribusikan senjata ini dalam konflik di Afghanistan dan Irak. Dengan masa pakai 20 hingga 40 tahun, senapan AK mudah dipindahkan dan digunakan kembali.
Kini, harga secara global bisa mencapai ratusan dolar AS, tapi beberapa AK-47 bisa dibeli dengan harga hingga US$50 (sekitar Rp 700 ribu). Produksi besar di seluruh dunia, terutama di negara dengan biaya buruh rendah, telah menekan harga senapan AK.
Baca Juga:
4 Negara Ini Diduga Pasok Senjata ke KKB Papua
Warisan Kalashnikov
Atas jerih payahnya, Uni Soviet menganugerahi Kalashnikov Hadiah Stalin, Bintang Merah, dan Ordo Lenin.
Kalashnikov meninggal sebagai pahlawan nasional pada 2013 dalam usia 94 tahun.
Baca Juga:
Salah Satu Pencipta Bom Hidrogen Ditemukan Tewas, Diduga Bunuh Diri di Moskow
Dalam sebagian besar hidupnya, Kalashnikov menepis upaya untuk membuat dia merasa bersalah atas jumlah pembunuhan dan luka-luka yang besar akibat temuan dia. Dia bersikukuh senapan itu dikembangkan untuk pertahanan diri, bukan untuk menyerang.
Saat seorang reporter bertanya pada 2007 apakah ia tidak gundah dan bisa tidur nyenyak di malam hari, dia menjawab “Saya tidur nyenyak. Para politikuslah yang bersalah karena gagal mencapai kesepakatan dan menggunakan kekerasan.”
Namun, menjelang akhir hayatnya, Kalashnikov sepertinya mengalami perubahan dalam sanubarinya. Ia menulis surat kepada Kepala Gereja Ortodoks Rusia, yang berbunyi “Rasa sakit dalam jiwa saya tidak tertahankan. Saya terus bertanya pada diri sendiri sebuah pertanyaan yang tak kunjung terjawab: Jika senapan serbu saya mengambil nyawa orang, itu berarti saya bertanggung jawab atas kematian mereka.”