“Plantaran Menjagan menjadi tempat bersejarah karena dari sini kita akan mulai perjuangan memastikan pariwisata bukan berkontribusi terhadap emisi karbon, tapi kita justru berkontribusi untuk mereduksi emisi karbon. Langkah itu kita mulai penuh keseriusan, dan kita yakini akan menciptakan lapangan kerja baru dan berkualitas,” ungkap Sandiaga.
Berdasarkan data booking.com dengan 29 ribu responden di 30 negara, sekitar 83 persen wisatawan percaya bahwa perjalanan berkelanjutan penting secara global dan 69 persen di antaranya berkomitmen mengurangi jejak karbon dari setiap perjalanan mereka.
Baca Juga:
Pimpin Delegasi Indonesia di COP29, Hashim Djojohadikusumo Pikat Pendanaan Hijau EUR 1,2 Miliar untuk Sektor Kelistrikan
Menurut dia, pelaku industri pariwisata harus menyiapkan paket-paket wisata untuk ekowisata yang dipromosikan melalui platform digital agar setiap perjalanan pelancong bisa memberikan dampak positif terhadap lingkungan.
Menparekraf menyatakan kebanyakan yang berminat mengurangi jejak karbon di Indonesia, khususnya Bali berasal dari kalangan milenial dan generasi Z dengan kategori umur 18-35 tahun, kelas menengah hingga menengah ke atas, serta mayoritas tersebar di Australia, Eropa, dan Amerika Serikat.
“Akan muncul ekowisata-ekowisata warrior dan champions yang akan memandu setiap kunjungan wisatawan melakukan carbon offset melalui mekanisme digitalisasi yang sudah diperlihatkan oleh Jejak.in dan banyak lagi para mitra yang berikan peluang untuk berkontribusi mencapai net zero,” kata dia. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.