Sejarah penggunaan rambu kilometer dapat ditelusuri kembali ke masa ketika jalan raya modern mulai dikembangkan di Eropa dan Amerika Serikat pada awal abad ke-20. Di masa itu, kebutuhan untuk memberikan informasi jarak yang akurat dan membantu pengemudi dalam navigasi menjadi semakin penting.
Jalan raya antar negara bagian di Amerika Serikat, yang dikenal sebagai Interstate Highway System, mulai direncanakan dan dibangun pada tahun 1950-an di bawah pemerintahan Presiden Dwight D. Eisenhower.
Baca Juga:
Tinjau Tol Solo - Yogyakarta, Menteri Dody: Segmen Klaten - Prambanan Dibuka Fungsional Mendukung Kelancaran Nataru 2025
Sistem ini mengadopsi berbagai standar keselamatan dan navigasi, termasuk pemasangan rambu kilometer untuk membantu pengendara.
Di Eropa, pembangunan jalan tol (autobahn) di Jerman pada tahun 1930-an juga mendorong penggunaan rambu kilometer. Jaringan jalan tol di Jerman dirancang untuk memungkinkan perjalanan cepat dan efisien, sehingga informasi jarak yang akurat sangat diperlukan.
Pemasangan rambu kilometer di sepanjang jalan tol telah menjadi standar yang diadopsi oleh banyak negara di Eropa dan kemudian di seluruh dunia.
Baca Juga:
Perhatikan Aspek Keselamatan Pengendara, Pembangunan Jalan Tol Ciawi-Sukabumi Terus Dilanjutkan
Penggunaan Rambu Kilometer di Indonesia
Di Indonesia, sejarah penggunaan rambu kilometer di jalan tol dimulai bersamaan dengan pembangunan jalan tol pertama, yaitu Jalan Tol Jagorawi yang menghubungkan Jakarta, Bogor, dan Ciawi pada era 1970-an.
Penerapan rambu kilometer di jalan tol Indonesia mengikuti standar internasional untuk memastikan pengendara mendapatkan informasi jarak yang akurat dan konsisten.