WAHANANEWS.CO, Jakarta – Deepfake menggunakan AI untuk menghasilkan video atau audio yang benar-benar baru, dengan tujuan akhir untuk menggambarkan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi pada kenyataannya.
Kasus penipuan dan pemerasan menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) deepfake semakin marak belakangan ini.
Baca Juga:
Pesan Paus Fransiskus Soal Ancaman AI Buat Umat Manusia
Apa sebenarnya deepfake dan bagaimana cara mengatasinya?
Istilah "deepfake" berasal dari teknologi yang mendasarinya, yakni algoritma pembelajaran mendalam, yang memungkinkan mesin belajar sendiri untuk memecahkan masalah dengan kumpulan data yang besar dan dapat digunakan untuk membuat konten palsu dari orang sungguhan.
"Deepfake adalah rekaman yang dihasilkan oleh komputer yang telah dilatih melalui gambar-gambar yang tak terhitung jumlahnya," kata Cristina Lopez, seorang analis senior di Graphika, sebuah perusahaan yang meneliti aliran informasi di jaringan digital, mengutip Business Insider, melansir CNN Indonesia, Selasa (29/4/2024).
Baca Juga:
Elon Musk Jual X ke Perusahaan AI Milik Sendiri Rp546 Triliun, Apa Maksudnya?
Sementara itu, menurut Britannica, istilah deepfake menggabungkan kata deep, yang diambil dari teknologi deep-learning AI atau sebuah jenis pembelajaran mesin yang melibatkan beberapa tingkat pemrosesan, dan fake, yang merujuk pada konten tidak nyata.
Istilah ini mulai digunakan untuk media sintetis pada tahun 2017 ketika seorang moderator Reddit membuat subreddit yang disebut "deepfakes" dan mulai memposting video yang menggunakan teknologi penukaran wajah untuk menyisipkan kemiripan selebritas ke dalam video porno yang sudah ada.
Deepfake dibuat dengan menggunakan dua algoritma pembelajaran mendalam AI yang berbeda: satu algoritme yang menciptakan replika terbaik dari gambar atau video asli dan algoritma lainnya mendeteksi apakah replika tersebut palsu dan, jika ya, akan melaporkan perbedaannya dengan yang asli.