Era korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) telah berubah ke era
kompetensi, profesional, integritas meraih prestasi dan kesempatan menorehkan
karier di tengah masyarakat, bangsa dan negara.
Baca Juga:
Mama Dada Mu Ini Dada Ku
Karena itu, satu-satunya kunci utama meraih sukses dan
cita-cita tidak lain tidak bukan hanyalah belajar....belajar....dan
belajar....dengan sungguh-sungguh sesuai dengan minat dan bakat serta animo
masyarakat ataupun pasar tenaga kerja.
Kembali ke judul tulisan "Na malo dang tarparsiajaran,
Na oto dang tarajaran" (pintar tak bisa dipelajari, bodoh tak bisa
diajari) adalah karakter dan perilaku negatif dan buruk dari seseorang sehingga
muncul sikap, sifat merasa paling pintar (pantang so malo, pamalomalohon, pantang
so bilak, pabilakbilakhon) tak bisa dipelajari, ditiru dan digugu karena tidak
dilandasi basis ilmu pengetahuan kuat, baik dan benar.
Baca Juga:
Perseteruan Kandidat Penghuni Sorga
Na malo dang tarparsiajaran ialah orang merasa pintar tanpa
basis ilmu pengetahuan memadai, tapi sering merasa diri paling hebat daripada
orang lain tanpa kompetensi mumpuni.