WahanaNews.co | NASA mengumumkan akan melakukan peluncuran robot penjelajah es atau Volatiles Investigating Polar Exploration Rover (VIPER) di Kawah Nobile, kutub selatan Bulan pada 2023 mendatang.
Badan itu berharap robot VIPER akan mengonfirmasi keberadaan es air tepat di bawah permukaan, yang suatu hari nanti bisa diubah menjadi bahan bakar roket untuk misi ke Mars dan lebih jauh ke kosmos.
Baca Juga:
Jadi Raja 'Sumber Emas' di Luar Angkasa, Asteroid Ini Bernilai US$ 100.000 Kuadriliun!
“Kawah Nobile adalah kawah tumbukan di dekat kutub selatan yang lahir melalui tabrakan dengan benda langit lain yang lebih kecil,” kata direktur divisi ilmu planet NASA Lori Glaze, dikutip dari AFP pada Selasa.
Wilayah kutub selatan bulan merupakan salah satu daerah terdingin di tata surya dan sejauh ini baru diselidiki dari jauh menggunakan sensor seperti yang ada di Lunar Reconnaissance Orbiter dan Lunar Crater Observation and Sensing Satellite.
“Robot VIPER akan mendekat dan menyatu dengan tanah bulan, bahkan mengebor beberapa kaki ke bawah,” kata Glazer.
Baca Juga:
NASA Meluncurkan Satelit PACE untuk Studi Kesehatan Laut dan Iklim
Dimensi robot tersebut mirip dengan kereta golf, yakni berukuran 1,5 meter kali 1,5 meter kali 2,5 meter dengan berat 950 pon atau 430 kilogram dan terlihat agak mirip dengan droid yang terlihat di film “Star Wars”.
Tidak seperti robot penjelajah yang digunakan di Mars, VIPER dapat dikemudikan hampir secara real time karena jarak dari bumi jauh lebih pendek, yakni hanya sekitar 200.000 mil (sekitar 300.000 kilometer atau 1,3 detik cahaya). Robot ini juga lebih cepat, diperkirakan mencapai kecepatan 0,5 mph (0,8 kph).
VIPER bertenaga surya dilengkapi dengan baterai 50 jam, dibuat untuk menahan suhu ekstrem, dan dapat berjalan seperti hewan kepiting yang menyamping sehingga panelnya terus mengarah ke matahari untuk mempertahankan pengisian daya.
Tujuan misi ini, tim VIPER ingin mengetahui bagaimana air beku mencapai bulan, bagaimana ia tetap terawetkan selama miliaran tahun, serta bagaimana ia keluar dan ke mana air itu mengalir sekarang.
Misi tersebut merupakan bagian dari Artemis, yaitu rencana Amerika untuk mengembalikan manusia ke bulan. Misi berawak pertama secara teknis ditetapkan untuk 2024, tetapi kemungkinan akan dilakukan lewat dari rencana karena dipengaruhi berbagai faktor. [rin]
Waduh! Facebook Nomor Satu Sebagai Platform Penyebar Hoaks di RI
WahanaNews.co | Hoaks maupun kabar disinformasi mengenai Covid-19 masih terus santer beredar di media sosial. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) pun merilis statistik hoaks yang beredar di masyarakat.
Kemenkominfo mengunggah statistik ini melalui Instagram resminya. Dalam periode 23 Januari 2020-13 September 2021 terdapat 1.900 temuan isu hoaks Covid-19.
Sementara 1.900 diseminasi ke Kementerian/Lembaga dan Masyarakat. Adapun pengajuan takedown soal isu hoaks Covid-19 sebanyak 4.724 dan yang sudah ditindaklanjuti mencapai 4.597. Sisanya, 767 mendapat penegakan hukum.
Pengajuan takedown sebaran hoaks Covid-19 di media sosial tertinggi di tempati oleh Facebook. Total ada 4.045 laporan yang diajukan. 3.942 di antaranya telah ditindak lanjuti atau di takedown. Sisanya 103 isu sedang ditindaklanjuti
Tempat kedua diisi oleh Twitter. Dimana terdapat 567 pengajuan hoaks yang ditakedown. 557 diantaranya sudah di tindak lanjut , sedangkan 10 masih dalam proses.
Diikuti oleh YouTube, Instagram dan TikTok yang masing-masing memiliki 55,38 dan 19 laporan sebaran hoaks yang diajukan.
Sementara itu, Tenaga Ahli Menteri Kominfo Donny Budi Utoyo dalam siaran persnya, di Jakarta, Sabtu (28/8/2021), menyampaikan selain penanganan limbah medis ada masalah lain yang harus ditangani, yakni disinformasi Covid-19.
"Pramuka bisa membantu memberantasnya. Jika ada berita yang tidak jelas sumber dan kebenarannya, jangan disebar ke orang lain dengan alasan bertanya atau mengonfirmasi," ujar Donny dalam Pelatihan Penguatan Gerakan Pramuka, yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika, Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), dan Pusat Informasi Nasional Gerakan Pramuka, Sabtu (28/8/2021) lalu.
Dia pun mengajak anggota Pramuka dan masyarakat luas rutin memeriksa laman website covid19.go.id untuk mengetahui informasi terpercaya soal Covid-19.
"Hoaks sangat berbahaya. Banyak yang menjadi korban gara-gara percaya hoaks. Setiap kabar palsu atau hoaks bisa menyebar hingga ke ribuan orang. Setiap orang bisa terlibat memutus penyebarannya dengan memeriksa setiap informasi yang diterima. Kini, semakin banyak tempat untuk memeriksa informasi terpercaya terkait Covid-19," kata Donny lagi. [rin]