Beruntung setelah populasinya berkurang drastis, kini
kesadaran masyarakat untuk tidak mengonsumsi daging yaki mulai tumbuh. Selama
bertahun-tahun Hisler dan timnya juga telah bergerilya ke pelosok-pelosok desa
di Sulawesi Utara untuk memberikan edukasi kepada masyarakat supaya tidak lagi
menjadikan yaki sebagai daging konsumsi. Mereka juga datang dari satu pasar ke
pasar lain untuk memberikan pengertian kepada para penjual supaya tidak lagi
menjual daging yaki.
"Pasar Tomohon
sekarang sudah menjadi green market, bukan extreme market lagi seperti dulu,"
ujarnya.
Baca Juga:
Diklaim Lebih Ramah untuk Bumi, Kompos Jasad Manusia Jadi Tren Sah di 12 Negara
Hiu, pari, dan yaki hanya sebagian kecil dari satwa liar
yang masih dikonsumsi sampai saat ini. Di luar itu masih sangat banyak satwa
liar yang kerap dikonsumsi manusia, seperti paus, ular, biawak, penyu, buaya,
dan masih banyak lagi. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.