Pada 1582, ia menulis, "Tampak api besar di langit utara dan berlangsung selama tiga hari. Baca
juga: Sebab Langit Kuning dan Matahari Jadi Biru di Beijing China Seluruh
langit tampak seperti dijilat lidah api; seluruh langit tampak terbakar. Tidak
ada yang ingat pernah melihat hal ini sebelumnya... Pada waktu malam, jilatan api yang sama muncul di
atas kastil yang tampak mengerikan dan menakutkan. Hari berikutnya, muncul
jilatan api yang sama di waktu yang sama, tapi tak sebesar kemarin. Banyak
orang pergi ke pinggiran kota untuk menyaksikan tanda ajaib ini."
Para peneliti hari ini
berupaya mengungkap peristiwa di masa lalu, serupa catatan badai matahari tahun
1582.
Baca Juga:
Hadir Pada General Annual Meeting di Dakar Senegal Tahun 2014, Awal Bergabungnya ALPERKLINAS Ke FISUEL International
Melansir Earth Sky, hal ini diperlukan untuk
menyelidiki pola perulangan badai kuat di matahari ini.
Sehingga, mereka bisa
memprediksi kapan Badai Matahari masif itu kembali terjadi di masa depan.
Saat ini mereka
memperkirakan Badai Matahari super terjadi sekali dalam satu abad.
Baca Juga:
Dukung Sektor Pariwisata, PLN Distribusi Jakarta Listriki Hotel Travello
Sehingga, mereka mesti
memperkirakan satu atau lebih badai Matahari super yang akan menghantam Bumi
pada abad ke-21.
Sementara perulangan
badai Matahari besar yang terjadi setiap 25 tahun
diperkirakan akan menghampiri Bumi pada 2025. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.