Mainan segala usia
Lato-lato bisa dibilang jadi mainan semua usia. Jika Ikhwan adalah remaja tanggung yang merasa adrenalinnya dipicu saat main lato-lato, Yani (34) justru berbeda.
Baca Juga:
Perdana di Tapteng, OSIS SMPN 1 Sibabangun Gelar Lomba Latto-latto
Sebagai ibu rumah tangga beranak dua, Yani mengaku main lato-lato jadi ajang refreshing tersendiri. Dia merasa kembali ke masa muda, saat dahulu permainan ini juga pernah ramai.
"Ini mainan waktu saya kecil. Dulu suka main ini. Sekarang viral lagi, jadi nostalgia," kata Yani.
Yani memang tidak membeli lato-lato secara khusus untuk dirinya. Dia hanya main saat benda itu tidak dimainkan anaknya. Tapi, kadang keduanya juga suka rebutan ingin bermain.
Baca Juga:
Dokter Tak Sarankan Lato-lato Dimainkan Balita
"Kalau malam saya masih asyik main, eh si ade [anaknya] mau main juga. Kadang rebutan. Tapi gitu, jadi malah bercanda saja sama anak," kata dia.
Siklus perputaran mainan
Lato-lato adalah mainan jadul yang 'lahir kembali' di zaman kiwari. Pada era 1990-an, Anda mungkin mengingatnya sebagai mainan bulan puasa. Sambil menunggu azan Magrib, bukannya mengaji, anak-anak malah asyik main lato-lato.