WahanaNews.co | Tahun
1994 silam, kawasan pantai Banyuwangi, Jawa Timur, pernah dihantam tsunami. Hingga
saat ini sebagian masyarakat mempercayai tanda-tanda alam akan terjadinya
tsunami.
Baca Juga:
BMKG Buka Suara Penyebab Gempa M 6,0 Guncang Tuban 22 Maret
Ketua Desa Tangguh Bencana (Destana) Sarongan, Agus Salim
Afandi, mengatakan ada dua peristiwa janggal yang menjadi tanda jika akan
terjadi tsunami. Pertama, yakni ikan-ikan
terlihat menepi ke area pantai. Fenomena ikan minggir atau ikan-ikan tiba-tiba
menepi di pinggir pantai ini dipercaya karena di dalam laut sedang terjadi
peristiwa tak biasa.
"Kalau (tanda) tsunami itu, ikan minggir. Mereka tahu,
kok, terjadi ikan minggir ini akan terjadi sesuatu, warga pasti curiga,"
katanya saat dihubungi, belum lama ini.
Kemudian, air laut biasanya berbau lebih tajam dan menyengat
dari hari-hari biasanya. "Ini asinnya (air laut) menyengat sekali kalau
terjadi tsunami. Ini orang dulu (yang mengalami tsunami) yang bilang
begitu," kata dia.
Baca Juga:
Korban Tewas Gempa Jepang Bertambah, Capai 73 Orang
Benarkah banyak ikan yang menepi di pesisir dan laut yang
berbau tajam adalah tanda akan terjadi tsunami? Menjawab persoalan tersebut,
pakar Tektonik Aktif Geologi Gempa Bumi dari Universitas Gadjah Mada, Gayatri
Indah Marliyani pun angkat bicara menanggapi tanda tsunami terkait fenomena
ikan minggir dan laut bau.
"Isu aja itu," kata Gayatri, Minggu (13/6/2021).
Dijelaskannya, kalau sebelum ada gempa kemudian air laut surut, sehingga
ikan-ikan terdampar, hal itu bisa saja terjadi.
"Tapi kalau tidak ada kejadian gempa, tidak ada
kejadian apa-apa, lalu ada dibilang ikan menepi dan air laut berubah baunya,
itu belum ada korelasinya, sih," ujarnya.