WAHANANEWS.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa isu megathrust diangkat untuk mendorong semua pihak, terutama pemerintah daerah, agar segera mengambil langkah antisipasi terhadap potensi gempa dan tsunami dari zona tersebut.
"Isu megathrust sebenarnya bukan hal baru. Ini sudah lama dibicarakan. Namun, BMKG dan beberapa pakar kembali mengingatkan agar kita tidak hanya berbicara, tetapi juga segera melakukan mitigasi," ujar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, di kantornya, Jakarta, belum lama ini.
Baca Juga:
BMKG Imbau Masyarakat Waspadai Potensi Angin Puting Beliung Selama Masa Pancaroba
"Tujuan utama kami adalah untuk mempromosikan mitigasi, edukasi, persiapan, dan kesiapsiagaan," tambahnya.
Sebelumnya, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, memperingatkan bahwa gempa dari dua zona megathrust, yakni Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut, hanya tinggal menunggu waktu.
Hal ini disebabkan oleh adanya seismic gap di dua zona tersebut yang sudah lebih dari dua abad tidak mengalami gempa besar. Biasanya, gempa besar memiliki siklus yang bisa berlangsung selama ratusan tahun.
Baca Juga:
Gempa M 6,4 Guncang Gorontalo Dini Hari, BMKG: Tak Ada Ancaman Tsunami
Dwikorita menjelaskan bahwa BMKG telah mengambil berbagai langkah antisipasi terhadap megathrust. Pertama, mereka telah memasang sensor-sensor sistem peringatan dini tsunami InaTEWS yang diarahkan ke zona-zona megathrust.
"InaTEWS dipasang khusus untuk menghadapi dan memitigasi potensi megathrust," jelasnya.
Kedua, BMKG telah melakukan edukasi kepada masyarakat baik di tingkat lokal maupun internasional.