Di Afrika, Asia Tenggara, serta Amerika Selatan dan Tengah,
200 juta orang menderita infeksi yang disebabkan oleh schistosomes,
invertebrata yang lebih dikenal sebagai cacing pipih parasit.
Mereka menyebabkan penyakit dan kematian, serta konsekuensi
ekonomi dan kesehatan masyarakat yang signifikan sehingga Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) menganggap mereka penyakit parasit yang paling merusak secara
sosial ekonomi kedua setelah malaria.
Baca Juga:
Mengungkap Rahasia Alam: Gempa Bumi Ternyata Kunci Pembentukan Bongkahan Emas
Schistosomes hanyalah salah satu dari banyak penyakit tropis
yang ditularkan ke manusia oleh inang invertebrata seperti siput, nyamuk, dan
lalat penggigit.
Penyakit ini menginfeksi sebagian besar populasi, terutama
terjadi di daerah dengan tingkat sanitasi rendah yang tidak memiliki sumber
daya ekonomi untuk mengatasi penyakit tersebut.
Schistosomes hidup di lingkungan air tawar yang digunakan
orang untuk air minum, binatu, dan kamar mandi. Meski ada pengobatan, keesokan
harinya seseorang bisa dengan mudah tertular kembali hanya dengan mengakses air
yang mereka butuhkan.
Baca Juga:
Penelitian Ungkap Generasi X dan Milenial Berisiko Tinggi Alami Kanker
Dengan lebih memahami bagaimana cacing pipih itu sendiri
menyerah atau melawan infeksi, ilmuwan seperti Merrill telah membantu memahami
lebih dekat dalam menghentikan rantai penularan ke manusia.
"Kami benar-benar perlu bekerja untuk memahami
pencegahan infeksi, dan risiko apa yang ada dalam sistem akuatik itu, daripada
hanya menyembuhkan infeksi," katanya. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.