"Maka otomatis mereka pembela rokok akan belok ke topik lain, yaitu: GULA," tulis Ismail di akun Twitternya, dilansir Kompas TV pada Selasa (5/10/2021).
"Sudah hapal SOP-nya begitu sejak dulu. Whataboutism," kata Ismail.
Baca Juga:
Pengendalian Rokok Diperketat, WHO Soroti Komitmen Indonesia Jaga Kesehatan Publik
Pada cuitan Ismail soal perdebatan kaum anti-rokok dengan pro-rokok memunculkan 'whataboutisme'. Lalu apa sebenarnya istilah itu? Apa yang dimaksud 'whataboutisme'?
Istilah 'whataboutism' secara diksi berasal dari dua kata, 'What' dan 'About'. Kalau dilihat dalam Oxford Dictionaries, 'whataboutism' merujuk pada sebuah teknik retorika untuk membelokkan tudingan yang disampaikan oleh orang lain.
Kata kuncinya adalah 'whataboutisme' adalah teknik retorika.
Baca Juga:
Truk Berpelat Dinas TNI AL Angkut Rokok Ilegal Ditangkap Petugas Bea Cukai Batam
Taktik retorika pembelokan kritik itu pertama kali muncul saat perang dingin antara Uni Soviet dengan negara barat. Istilah itu merebak di Rusia pasca-Soviet, ketika sedang membahas hak asasi manusia.
Kala ditanyai mengenai hak asasi manusia, maka pembalasannya adalah 'What About? (bagaimana dengan)..' dengan menyertakan contoh isu yang tengah ramai, namun tidak relevan.
Saat itu, 'whataboutisme' dijadikan propaganda Rusia dengan tujuan mengaburkan kritik terhadap negara Rusia dan menurunkan kualitas percakapan dari kritik yang masuk akal terhadap Rusia menjadi perselisihan sepele.