Sejumlah pemimpin Rusia mengadopsi praktik 'whataboutisme' Soviet untuk menghindari refleksi internal terhadap kritik eksternal dan menyoroti kesalahan negara-negara lain.
Menurut Merriam-Webster dalam sebuah artikelnnya berjudul What about 'whataboutism'? retorika 'whataboutisme' pada umumnya dianggap sebagai bentuk tu quoque yang artinya 'Kamu Juga'.
Baca Juga:
Pengendalian Rokok Diperketat, WHO Soroti Komitmen Indonesia Jaga Kesehatan Publik
Dari bahasa latin tersebut, 'whataboutisme' dianggap sebagai kekeliruan logika karena benar tidaknya pendapat si penuduh, tidak ada kaitannya dengan isu yang tengah dibahas.
Selain itu, taktik tersebut juga dilakukan untuk mengaburkan fakta-fakta yang tengah dipertanyakan.
'Whataboutisme' adalah pembelokan tudingan tersebut seringkali dengan mengangkat isu yang tidak setara. Selain itu, 'whataboutisme' masuk ke dalam kategori kesalahan logika. Atau mungkin kita sering dengar politis berdebat dengan istilah tidak 'apple to apple'. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.