WahanaNews.co | Psikolog
dari University of New South Wales (UNSW), Australia, belum lama ini menggelar studi
spesifik untuk mengetahui hal-hal yang mendorong perempuan mempublikasi foto
selfie dengan pose seksi.
Baca Juga:
Momen CFD, Pj Wali Kota Bekasi Kampanyekan Stop Kekerasan Perempuan dan Anak
Berdasarkan riset yang diunggah di Proceeding of the
National Academy of Sciences of USA (PNAS), para peneliti mencari hubungan
antara kebiasaan foto selfie perempuan dengan kondisi atau ketimpangan ekonomi.
Penelitian ini sepenuhnya menyadari adanya pendapat
akademisi lain yang menganggap itu merupakan hak kebebasan berekspresi, hingga
isu kesetaraan gender.
Tim peneliti psikologi yang dipimpin oleh Dr. Khandis Blake
--peneliti perempuan dari UNSW Science"s School of Biological, Earth and
Environmental Sciences-- kemudian mengumpulkan 68.562 foto selfie seksi yang
diunggah di media sosial seperti Instagram dan Twitter dari 113 negara.
Baca Juga:
G2C2: Perempuan Muda Hadapi Krisis Iklim
Dengan menggunakan tag sexy, hot dan kata-kata sensual lainnya,
tim berhasil melacak lokasi di mana foto seksi itu diambil. Mereka mencari data
informasi di lokasi tersebut, termasuk tentang persoalan gender maupun ekonomi.
"Salah satu cara mengartikan narsis, yaitu sesuatu yang
dilakukan perempuan ketika mereka dipaksa melakukan mengeksploitasi tubuh
mereka secara seksual," kata Dr Blake sebagaimana dikutip ABC Australia.
"Kita sering berpandangan tentang perilaku semacam ini
bahwa mereka itu tidak berdaya. Bahwa perempuan yang menjadikan Instagram,
sebagai pekerjaan dengan banyak memajang selfie itu, hidupnya hampa dan mereka
hanya narsistik," ujarnya.
Hasilnya, mereka menemukan bahwa wanita yang tinggal di
daerah dengan tingkat ekonomi rendah lebih banyak mem-posting foto selfie seksi
di media sosial, bukan di daerah di mana budaya patriarki menjamur kuat secara
sosial atau ketidaksetaraan gender merajalela.
Dr Blake menyebut ketimpangan pendapatan menjadi faktor
signifikan kenapa wanita pamer foto selfie seksi. Semakin timpang ekonomi di
suatu kota, lingkungan, dan negara, semakin besar kemungkinan lebih banyak foto
selfie seksi berseliweran. Penelitian dilakukan di Amerika Serikat.
Foto-foto tersebut menjadi salah satu cara bagi perempuan
untuk mendaki hierarki sosial dan senjata untuk meningkatkan perekonomian,
terutama bagi mereka yang mendapatkan penghasilan dari media sosial atau
menjadi influencer.
"Jika memiliki satu juta followers di Instagram, kamu
dapat menghasilkan ratusan ribu dolar untuk posting-an yang ditata dengan
baik," katanya. "Yang kita lupakan yaitu bahwa hal ini bisa menjadi
strategi kompetitif dengan imbalan yang sangat besar."
Peneliti bilang, dengan ekonomi yang meningkat, harapannya
dapat mendapatkan pasangan yang lebih baik secara ekonomi pula.
"Jadi, ketika perempuan muda mem-posting foto selfie seksi
di media sosial, jangan anggap dia kesepian atau sebagai korban. Pikirkan dia
sebagai pemain strategis dalam permainan sosial dan evolusi yang kompleks. Dia
keluar untuk meningkatkan taraf hidupnya, sama seperti yang lainnya," Dr Blake.
[dhn]