Tak lama berselang, Kiichiro Toyoda pun mulai mendirikan Toyota Motor Company, sebagai anak perusahaan Toyoda Automatic Loom Works. Nama ‘Toyota’ sengaja dipilih karena dianggap punya keberuntungan lebih baik dan lebih mudah ditulis dalam huruf Jepang.
Selama Perang Dunia II, Toyota dilibatkan dalam memproduksi kendaraan militer yang lahir dari pabrik di Pulau Honshu. Truk-truk tahan banting ini bahkan menjadi cikal bakal Toyota Land Cruiser yang sukses terjual di AS dan seluruh dunia di kemudian hari.
Baca Juga:
Teknologi dan Harga Jadi Alasan Kendaraan Hybrid Tetap Mendominasi
Setelah kematian Kiichiro Toyoda tahun 1952, perusahaan makin gencar memproduksi mobil dan mulai mengekspor ke negara-negara di dunia. Laman Britannica mencatat, pada 1966 Toyota mulai mengakuisisi perusahaan bus dan truk besar Hino, Nippon Denso, juga Daihatsu Motor Company.
Hingga tahun 1970-an, Toyota disebut telah berhasil menjual lebih dari satu juta kendaraan secara global. Bahkan selama beberapa dekade, perusahaan ini menjadi produsen mobil terbesar di Jepang dan terus berkembang di pasar AS. Toyota pun terkenal sebagai merek kendaraan berbiaya rendah, hemat bahan bakar, serta andal. Seperti yang ditunjukkan pada Corolla, sedan paling laris di dunia.
Kini Toyota pun muncul sebagai produsen mobil yang memiliki fasilitas produksi di banyak negara, mulai dari Argentina, Brasil, Kanada, Cina, Kolombia, Republik Ceko, Mesir, Perancis, Malaysia, Meksiko, Filipina, Polandia, Portugal, Rusia, Afrika Selatan, Sri Lanka, Thailand, Turki, Uni Emirat Arab, Inggris, Amerika Serikat, Venezuela, Vietnam, juga Indonesia.
Baca Juga:
Hyundai Motor Catat Penjualan Turun 1,8 Persen pada 2024
Awal Mula Toyota di Indonesia
Mobil pertama yang diproduksi di Indonesia bukanlah mobil asal Jepang, tapi dari AS. Produsen pertama yang membuat mobil di Tanah Air adalah General Motors (GM) yang mendirikan pabrik di Tanjung Priok pada 1920.
Menurut wartawan otomotif Indonesia James Luhulima dalam Sejarah Mobil & Kisah Kehadiran Mobil di Negeri Ini (2012), pabrik tersebut ketika itu masih terbatas untuk merakit beberapa komponen menjadi mobil utuh. Pada 1938, pabrik diperluas dan menjadi pemasok utama mobil-mobil Amerika sebelum dikirim ke kota-kota besar seperti Surabaya, Yogyakarta, dan yang lainnya.