Dilansir dari Medical News Today (21/7/2019), prokrastinasi dipengaruhi oleh faktor biologi dan psikologis.
Dalam penelitian tahun 2018, orang yang cenderung memiliki kebiasaan prokrastinasi memiliki amigdala lebih besar daripada mereka yang bukan. Amigdala adalah bagian dari otak yang memproses emosi.
Baca Juga:
Malas Masuk Kerja, Tahun 2023 Dua Jaksa di Sulsel Dipecat
Dan dalam penelitian terbaru ditemukan, hampir 46 persen mereka yang bertendensi prokrastinasi dipengaruhi oleh genetik.
Bersama rekan-rekan peneliti dari Universitas Teknik Dresden, Dr. Genç melakukan analisis genetik terhadap 278 pria dan wanita sehat.
Para peneliti memberi perhatian khusus pada satu gen yang membuat enzim yang disebut tirosin hidroksilase (TH). Gen ini bekerja mengatur produksi dopamin, pembawa pesan kimiawi yang berperan dalam proses otak seperti perhatian, memori, dan motivasi.
Baca Juga:
Tips Simpel dan Ampuh Mengatasi Bad Mood
Ekspresi gen TH berbeda-beda di antara individu, yang memengaruhi tingkat dopamin dan neurotransmiter lainnya di otak individu.
"Dopamin neurotransmitter telah berulang kali dikaitkan dengan peningkatan fleksibilitas kognitif. Ini pada dasarnya tidak buruk tetapi sering kali disertai dengan meningkatnya gangguan,” ujar Dr Genc.
Bahan kimia memengaruhi kontrol kognitif, dan kontrol kognitif dapat memengaruhi apakah seseorang senang menunda suatu tugas atau justru melakukannya secara efisien.