WahanaNews.co | Beberapa ahli psikologi mengatakan alangkah baiknya kita melatih otak untuk mengadaptasi beberapa perilaku tertentu ke dalam kehidupan sehari-hari kita agar lebih bahagia.
Namun di tempat kerja, mengadaptasi perilaku tersebut dan membuat diri menjadi lebih bahagia bisa jadi lebih sulit karena adanya berbagai tekanan di tempat kerja. Untungnya, sulit bukan berarti tidak bisa.
Baca Juga:
Kasus Perundungan Mahasiswi PPDS Undip, Penyidik Periksa Ahli Autopsi Psikologis
Dikutip dari Inc, ada empat kebiasaan yang bisa membuat kehidupan di tempat kerja lebih bahagia, seperti berikut ini.
Bermurah hati
Bermurah hati dan melakukan sesuatu untuk orang lain memang dapat membuat diri merasa bahagia.
Baca Juga:
8 Kepribadian Orang yang Memprivate Media Sosial dan Jarang Memposting
Bahkan, sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature Communications pada Juli 2017 lalu menemukan, berpikir untuk melakukan sesuatu yang baik, seperti berjanji untuk memberikan uang, dapat meningkatkan tingkat kebahagiaan otak seseorang.
Para peneliti dalam studi itu pun menemukan. niat untuk bermurah hati terkait dengan aktivitas di striatum ventral, area otak yang berperan untuk menimbulkan rasa bahagia. Intinya, dengan hanya sedikit lebih bermurah hati saja, sudah cukup untuk membuat diri merasa lebih bahagia.
Berbuat baik
Sebuah studi yang diterbitkan di jurnal psikologi Emotion menemukan, baik pemberi maupun penerima perbuatan baik di tempat kerja akan mendapatkan manfaat positif.
Kendati demikian, studi itu menyebutkan, para pemberi mendapatkan tingkat kepuasan hidup dan kepuasan kerja yang lebih tinggi, serta lebih sedikit gejala depresi dibanding penerima.
Namun di sisi lain, penerima kebaikan pun tidak hanya sekadar menikmati perlakuan baik yang diterimanya, melainkan membalasnya.
Pasalnya, penelitian yang sama juga menyebutkan, para penerima dilaporkan hampir tiga kali lebih sering terlibat dalam aktifitas sosial.
Artinya, dapat disimpulkan, berbuat baik di tempat kerja dapat memberikan dampak positif yang menguntungkan baik bagi penerima maupun pemberi kebaikan, sehingga pekerjaan yang dihasilkan pun akan lebih baik.
Mudah memaafkan
Meski jarang dibahas atau dipraktikkan dalam lingkungan kerja, sebenarnya sikap pemaaf sangat diperlukan.
Sebuah studi di tempat kerja yang diterbitkan di jurnal American Journal of Health Promotion tersebut bahkan menemukan, sikap memaafkan berkaitan erat dengan peningkatan produktivitas.
Sikap ini juga bisa berdampak pada menurunnya angka ketidakhadiran, serta penurunan jumlah masalah kesehatan mental dan fisik, seperti kesedihan dan sakit kepala.
Lebih lanjut, seperti dilaporkan Greater Good Science Center, jika orang yang bekerja dengan kita menyimpan perasaan negatif dan tidak dapat memaafkan kita setelah terjadi suatu konflik, kurangnya kerja sama dan perilaku agresif pun bisa terjadi.
Di sisi lain, jika kita dapat bersikap baik dan mau memaafkan, memulihkan kepercayaan serta memperbaiki hubungan dengan rekan kerja dan atasan pun tentu tidak akan sulit.
Carilah hubungan yang sehat
Penelitian dalam jurnal American Journal of Health Promotion juga menyatakan, hubungan dekat, saling percaya, dan suportif antar rekan kerja dapat menghasilkan ikatan yang kuat dan penting bagi pola pikir orang-orang di tempat kerja.
Sementara itu, sebuah studi lain yang dilakukan oleh IBM's Smarter Workforce Institute dan Workhuman Analytics & Research Institute menyebut, hubungan yang suportif antara rekan kerja akan membuat pengalaman kerja pun menjadi positif.
Dalam penelitian itu, ditemukan bahwa hubungan suportif tersbeut dapat membuat pengalaman kerja karyawan jauh lebih positif, yang semula 35-77 persen.
Jadi jika dilihat, keempat hal di atas terbukti menghilangkan mitos lama bahwa kebahagiaan dan emosi positif tidak penting di tempat kerja.
Sebaliknya, kebahagiaan di tempat kerja justru akan berdampak positif pada kinerja seseorang dalam pekerjaannya. [rna]