Menariknya, Oei Tiong Ham bersifat adil kepada seluruh pasangan dan anak-anaknya.
"Walaupun istri-istrinya telah meninggalkannya (tak lagi hidup bersama), Oei Tiong Ham tetap menjalankan kewajibannya dalam menunjang semua biaya kehidupan sang istri," tulis Benny G. Setiono.
Baca Juga:
DPRD Kota Semarang Minta Pemerintah Tingkatkan Kesiapan Hadapi Banjir Musim Hujan
Tak tanggung-tanggung, Oei membahagiakan semua istri dan anak dengan kemewahan. Istri-istrinya tinggal tersebar di beberapa wilayah, mulai dari London, Singapura, China dan Semarang. Bahkan, keluarga yang berada di London bisa bergaul dengan keluarga kerajaan Inggris.
Sementara, anak-anaknya diberi biaya sekolah sampai jenjang paling tinggi. Oei Hui Lan sendiri bisa sekolah di London dan saat dewasa dia menjadi Ibu negara China.
Lalu, untuk soal warisan, Oei diketahui memberi 26 anaknya dengan warisan sebesar 400.000 gulden atau setara belasan miliar rupiah tak lama usai meninggal pada 6 Juli 1924.
Baca Juga:
Akibat Pungli Rp160 Juta, Mantan Lurah di Semarang Dihukum 4 Tahun
Atas dasar inilah, Oei Tiong Ham layak dijuluki sebagai sugar daddy di masa kolonial. Bukan hanya karena dia punya banyak perempuan, tetapi juga karena dia benar-benar berkecimpung di industri gula sebagai pengusaha sukses.
[Redaktur: Alpredo Gultom]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.