WahanaNews.co, Jakarta - Di Indonesia, Oei Tiong Ham disebut-sebut menjadi seorang sugar daddy sejati. Istilah sugar daddy merujuk seorang laki-laki kaya raya dan dewasa, yang biasanya memberikan dukungan keuangan kepada seseorang sebagai imbalan kebersamaan.
Pengusaha asal Semarang yang memiliki harta 200 juta gulden atau setara Rp 43 triliun ini disebut memiliki banyak gundik, dan total 8 istri serta 26 anak pada awal tahun 1900-an, seperti dilansir dari CNBC Indonesia, Minggu (10/3/2024).
Baca Juga:
DPRD Kota Semarang Minta Pemerintah Tingkatkan Kesiapan Hadapi Banjir Musim Hujan
Oei Tiong Ham adalah pendiri dan pemilik dari konglomerasi besar bernama Oei Tiong Ham Concern (OTHC). Fokus utama bisnisnya adalah gula yang sangat berjaya di masa kolonialisme Belanda, sehingga tak heran ia menjadi orang dengan kekayaan besar.
Menurut Yoshihara Kunio dalam Konglomerat Oei Tiong Ham (1992), dalam kurun 1910-1912, OTHC berhasil mengekspor gula sebanyak 200 ribu ton hingga mengalahkan perusahaan Barat.
Bahkan, di waktu bersamaan, OTHC sukses menguasai 60% pasar gula di Hindia Belanda. Kantor cabangnya pun tersebar di seluruh dunia, mulai dari India, Singapura hingga London.
Baca Juga:
Akibat Pungli Rp160 Juta, Mantan Lurah di Semarang Dihukum 4 Tahun
Berkat besarnya bisnis itu, tak heran kalau Oei Tiong Ham memiliki kekayaan 200 juta gulden. Sebagai catatan, uang 1 gulden pada 1925 bisa membeli 20 kg beras. Jika harga beras Rp 10.850/kg, diperkirakan harta kekayaannya senilai Rp44 triliun. Atas dasar inilah, dia dijuluki sebagai Raja Gula dan dinobatkan sebagai salah satu miliarder di Hindia Belanda dan dunia.
Sugar Dady, 8 Istri & 26 Anak
Sorotan kepada Oei Tiong Ham di masa kolonial bukan hanya soal kesuksesannya membangun usaha, tetapi juga ihwal keluarga, hubungan romansa, dan keinginannya mengoleksi istri supaya punya banyak anak.