WahanaNews.co | Spesies
katak jenis baru ditemukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di
Kabupaten Mimika, Papua. Penemuan ini dibantu South Australian Museum yang
didukung PT Freeport Indonesia (PTFI).
Baca Juga:
TNI Hujani Markas OPM di Papua, 18 Tewas dalam Operasi Terukur
Mengutip Antara, spesies yang ditemukan adalah Litoria lubisi,
sejenis katak pohon hijau besar yang merupakan anggota keluarga Litoria
infratrenata. Penemuan spesies baru ini telah dipublikasikan secara resmi di
jurnal internasional Zootaxa 4903 (1): 117 - 126.
VP Corcom PT Freeport Indonesia Riza Pratama mengatakan nama
lubisi diambil dari Dr. Rusdian Lubis yang waktu itu menjabat sebagai Senior VP
untuk bidang lingkungan dan keselamatan kerja.
Penemuan spesies ini, menurut Riza, telah menambah daftar
panjang penemuan spesies baru di area kerja PTFI sejak penelitian
keanekaragaman hayati dilakukan pada 1997.
Baca Juga:
Pria Mengaku Tuhan Ajarkan Ajaran Sesat di Papua, Praktikkan Ibadah Tanpa Busana
Litoria lubisi memiliki fisik yang cukup unik karena
ukurannya yang cenderung besar, dengan panjang dapat mencapai 70 mm. Selain
itu, katak ini juga terlihat kuat serta memiliki warna yang lebih mencolok
dibandingkan dengan katak hijau lainnya.
Katak yang hidup di dataran rendah ini juga memiliki mulut
yang lebar dengan masing-masing kerangka giginya terdiri dari 10 gigi kecil
dengan garis rahang yang tidak begitu tegas pada permukaan kulitnya.
Katak ini memiliki tiga selaput memanjang di antara keempat
jarinya, dengan bentuk kaki memanjang yang memperkokoh genggaman dan
cengkeramannya.
Bagian tubuh hewan ini meliputi beberapa warna yang terdiri
dari warna kuning di bagian bawah badan dan ujung jari kaki, warna biru pucat
di sepanjang lipatan kulit, serta warna coklat kemerahan pada beberapa garis di
bagian perut dan selaput kaki. Katak ini ditemukan hanya di hutan sagu yang ada
di Mimika, Papua.
Penelitian terhadap Litoria lubisi ini sudah dilakukan sejak
tahun 2006 oleh dua penulis dan peneliti, yakni Stephen Richards dari South
Australian Museum dan seorang peneliti independen Burhan Tjaturadi yang telah
bekerja di Tanah Papua sejak tahun 1999 saat bergabung dengan WWF dan
Conservation International.
Keduanya melakukan penelitian keanekaragaman hayati di hutan
rawa sagu di selatan Timika, Papua, dan berhasil mengumpulkan satu spesimen
dari spesies tambahan yang menunjukkan atribut morfologi dari grup Litoria
infratrenata.
Penelitian ini kemudian dilanjutkan oleh tim peneliti LIPI,
yaitu Mumpuni, Hellen Kurniati, dan Evy Arida. Setelah melalui penelitian
selama 15 tahun, akhirnya tim peneliti dapat mengonfirmasi bahwa spesies yang
diteliti merupakan spesies baru yang belum pernah dicatat dalam silsilah
taksonomi.
Penelitian ini dianggap cukup sulit, tantangan utama para
ahli karena mengakses medan tempat habitat katak itu tersebut.
"Area kerja PTFI masih menyimpan potensi kekayaan flora
dan fauna yang belum dapat dipelajari secara menyeluruh. Untuk itu, PTFI selalu
menjalankan kebijakan lingkungan yang salah satunya adalah berkontribusi dalam
konservasi keanekaragaman hayati," ucap Environmental Senior Manager PTFI
Gesang Setyadi. [qnt]