Terkadang banyak orang hanya memakai perasaan (feeling) dalam mengelola keuangan.
Orang berhitung dengan mengira-ngira jika dana yang dimilikinya akan cukup untuk kebutuhan, padahal tiba-tiba menyusut.
Baca Juga:
Wamenkeu Suahasil: Sektor Perumahan Punya Multiplier Effect Tinggi untuk Perekonomian
“Merasa masih cukup padahal isi rekening terus menyusut ternyata ada tagihan kartu kredit, itulah jadinya kalau pakai perasaan,” lanjut dia.
Umumnya, perilaku orang-orang yang baru bekerja, mereka cukup impulsif.
Artinya, kebiasaan umum di kalangan pekerja pemula ini adalah menikmati gaji untuk mendapatkan apa pun yang diinginkan, bukan hanya kebutuhan.
Baca Juga:
Menteri Keuangan Dorong Kolaborasi Kemenkeu-OJK untuk Memajukan Indonesia
Baru mendapat penghasilan, orang-orang ini berpikir go with the flow alias menjalani kesenangan tanpa memikirkan kebutuhan darurat. Sekian waktu, barulah menyadari dampak yang kurang baik.
Saat mendapatkan gaji pertama, biasanya sangat wajar orang melakukan euforia, memakai uang untuk kesenangan. Dalam satu tahun pertama, ingin mencoba banyak hal baru.
Tetapi kemudian orang akan terdorong, kebanyakan setelah menikah atau berkeluarga.