“Total berat kendaraan itu 60 persennya ditopang oleh roda bagian belakang, jadi roda belakang membutuhkan tekanan angin ban yang lebih besar,” ucap Bambang, belum lama ini.
Untuk mobil-mobil khusus, seperti balapan, itu bisa saja pendistribusiannya berbeda dengan yang digunakan harian.
Baca Juga:
Kasus Bocah 3 Tahun Terlindas Mobil di Ciputat Naik Penyidikan
“Itu (tekanan udara ban) perlu disesuaikan dengan beban kendaraan karena jika ban terlalu keras bisa membuat suspensi kendaraan terasa keras, sedangkan jika tekanan terlalu empuk bisa membuat performa kendaraan berkurang bahkan ban bisa pecah,” ucap Bambang,
Dia menjelaskan ketika ban terlalu empuk, begitu kendaraan menghajar lubang dengan kecepatan kencang, bisa membuat ban pecah. Maka dari itu, tekanannya harus pas sesuai ketentuan pabrik.
Bambang juga menjelaskan, selain demi faktor keselamatan dan kenyamanan, tekanan ban yang sesuai akan membuat kendaraan stabil, kontrol kendaraan lebih enak, sehingga kendali kendaraan lebih nyaman dan mudah.
Baca Juga:
Terparkir Bertahun-tahun, KPK Klaim Temukan Mobil Harun Masiku
“Keausan ban juga bisa dipengaruhi oleh tekanan angin ban, bila terlalu keras maka sisi tapak ban bagian tengah akan cepat aus, sedangkan bila terlalu empuk juga bisa membuat ban lebih cepat aus pada bagian luar,” ucap Bambang.
Dengan demikian, tekanan udara antara ban depan dan belakang memang harus benar-benar sesuai ketentuan.
Untuk informasi besarnya tekanan ban biasanya tercantum di dekat jok pengemudi, di tulang bodi kendaraan ketika pintu depan kanan dibuka. [rin]