Dalam salah
satu tes, anak-anak anjing dapat menemukan camilan yang tersembunyi di bawah
salah satu dari dua cangkir yang terbalik ketika seorang peneliti menunjuknya.
Mereka juga dapat
melakukannya bahkan ketika baunya disamarkan, yang dilakukan untuk memastikan
anak-anak anjing tidak hanya mengikuti hidung mereka.
Baca Juga:
JPU Tuntut Donal Hariyanto dengan Pidana 1,5 Tahun Penjara atas Penyeludupan Anjing
Dalam tugas
lain, peneliti memulai interaksi dengan berbicara kepada anak anjing dalam "pidato
yang diarahkan oleh anjing" menggunakan suara bernada tinggi.
Mereka kemudian
mengukur berapa lama anak anjing itu menatap manusia.
Semua anjing
berhasil dalam setidaknya satu tugas, menunjukkan bahwa mereka terampil sejak
awal dalam hal komunikasi sosial yang mengandalkan gerak tubuh dan kontak mata.
Baca Juga:
Akibat Gigitan Anjing Rabies, 29 Warga NTT Tewas Mayoritas Balita-Anak
Dalam tes
kontrol, ketika tidak diarahkan, anak anjing tidak mencari jawaban dari
orang-orang saat makanan dikunci dalam wadah Tupperware.
Itu menunjukkan
bahwa sementara anak anjing mungkin lahir mengetahui bagaimana menanggapi komunikasi
yang dimulai manusia, kemampuan untuk memulai komunikasi sendiri mungkin datang
kemudian, kata para peneliti.
Studi
sebelumnya telah menemukan otak anjing memproses bahasa dengan cara yang mirip
dengan manusia, dengan sisi kanan berhubungan dengan emosi dan sisi kiri
memproses makna.