WahanaNews.co | Sebuah video yang menampilkan
fenomena alam disebut "langit terbelah" di Pacitan, Jawa Timur,
menjadi viral di media sosial.
Video
berdurasi 58 detik tersebut salah satunya diunggah oleh akun Facebook bernama Pacitan Network pada Sabtu (7/8/2021).
Baca Juga:
BMKG Hang Nadim: Kota Batam Berpotensi Hujan Sepanjang Hari Ini
"Fenomena Langit Di Pacitan Jawa Timur,"
tulis pemilik akun tersebut.
Perekam
video juga terdengar memberikan pernyataan yang berisi penjelasan mengenai
fenomena alam tersebut.
Berikut
narasinya:
Baca Juga:
Hingga 25 November: Prediksi BMKG Daerah Ini Berpotensi Cuaca Ekstrem
"Fenomena langit terbelah oleh mega di
Kabupaten Pacitan hari ini tanggal 6 Agustus, sangat cantik ini, seperti ombak,
seperti kayak ada badai gitu di mana membelah memisahkan dari Timur kemudian
Barat."
Hingga
Minggu (8/8/2021), unggahan video tersebut telah disukai 42 kali dan disaksikan
1.600 kali oleh warganet di Facebook.
Keberadaan
video tersebut membuat sejumlah warganet berspekulasi bahkan percaya fenomena
itu merupakan pertanda akan terjadinya gempa bumi.
Lantas,
bagaimana penjelasan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)?
Dua Dugaan
Kepala
Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, memberikan penjelasan soal
fenomena penampakan awan putih yang membentuk garis panjang bak membelah
langit.
Penjelasan
itu telah disampaikan melalui media sosial pribadinya, dari Facebook (Daryono Bmkg), Instagram (@daryonobmkg), hingga Twitter (@DaryonoBMKG).
"Monggo
(penjelasannya) di Facebook kulo
(saya)," ujar Daryono, saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (8/8/2021) pagi.
Awan Gulung
Menurut
Daryono, ada dua dugaan terkait jenis awan unik berbentuk lurus di Pacitan.
Dugaan
pertama, awan unik tersebut merupakan roll
cloud atau awan gulung.
Awan
yang termasuk langka, tetapi memang beberapa kali terjadi di beberapa tempat.
"Awan
ini (terjadi) kerena ada pertemuan dua masa udara dengan kelembapan atau
kandungan uap air yang berbeda, dua hal yang memungkinkan, dipengaruhi oleh
pertemuan angin regional dengan angin laut atau darat atau terbentuk pada garis
front dua masa udara yang berbeda kandungan uap airmya," jelas dia.
Lintasan Pesawat Jet
Sedangkan
kemungkinan kedua, awan ini diduga terbentuk akibat lintasan pesawat jet.
Daryono
menjelaskan, biasanya jika kejadian itu disebabkan pesawat, maka
jejaknya relatif kecil.
Diameter
awannya lebih kuat dengan warna langit.
"Contrail (jejak uap air) ini umurnya
sangat pendek biasanya dalam skala menit bisa hilang, bentuknya mirip awan cirrus," papar Daryono.
Daryono
menambahkan, dua dugaan itu muncul karena tayangan video viral di sosial media
yang tidak begitu jelas.
Fenomena Biasa
Meski
demikian, ia memastikan, awan membentang yang disebut membelah langit itu
merupakan fenomena atmosferik biasa.
Bukan
pertanda akan terjadi gempa besar atau bencana lainnya.
Selama
ini, imbuh dia, memang sebagian masyarakat ada yang menduga, bahkan
percaya, keterkaitan antara bentuk awan lurus di langit dengan
pertanda akan terjadi gempa.
Hanya
saja, dugaan itu masih sangat spekulatif.
Pasalnya, belum
ada kajian ilmiah yang membuktikan kebenarannya.
Demikian
pula belum terbukti secara empiris.
"Yang
pasti awan tersebut merupakan fenomena atmosferik biasa. Untuk itu kepada
masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak mudah percaya dengan isu yang
berkembang dan tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," pesan
Daryono. [dhn]