Lebih lanjut, Guswanto juga menjelaskan perbedaan awan iridescent dengan fenomena halo matahari yang kerap dianggap serupa oleh masyarakat awam.
Awan iridescent, katanya, muncul akibat proses difraksi cahaya di tepi awan dan menampilkan warna pelangi yang tidak beraturan.
Baca Juga:
Fenomena Langit Paling Ditunggu, Gerhana Total Siap Lintasi 3 Benua pada 2027
Sementara itu, halo matahari berbentuk lingkaran cahaya yang mengelilingi matahari atau bulan dan terbentuk akibat pembiasan cahaya oleh kristal es berbentuk heksagonal di atmosfer.
Dari segi durasi, awan iridescent umumnya bersifat singkat dan cepat berubah, sedangkan halo matahari dapat bertahan lebih lama selama kondisi atmosfer mendukung.
Menutup penjelasannya, Guswanto kembali menegaskan bahwa fenomena tersebut sama sekali tidak berbahaya bagi masyarakat.
Baca Juga:
Jangan Lewatkan, Ada Bulan Stroberi hingga Okultasi Spica pada Juni 2025
“Fenomena ini murni optik atmosfer, bukan tanda bencana. Kekhawatiran masyarakat wajar karena jarang terlihat, tetapi secara ilmiah ini hanyalah efek cahaya,” ujarnya.
Menurutnya, kemunculan awan iridescent justru menjadi pengingat akan keindahan serta kompleksitas interaksi antara cahaya matahari dan atmosfer bumi.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.