WahanaNews.co | Studi
baru NASA dan University of Hawaii dan
diterbitkan di jurnal Nature Climate Change mengungkapkan, bahwa pergeseran
siklus di orbit Bulan, ditambah dengan naiknya permukaan air laut akibat
perubahan iklim, dapat memicu banjir rob di seluruh dunia dalam dekade
mendatang.
Baca Juga:
Fenomena 'Bulan Kedua' di Bumi! Asteroid 2024 PT5 Hebohkan Netizen
Lewat pemetaan skenario kenaikan permukaan laut National
Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), ambang banjir, dan siklus
astronomi, para peneliti menemukan banjir di kota-kota pesisir Amerika Serikat
bisa jauh lebih parah pada 2030 mendatang, tepatnya ketika "goyangan" Bulan
dimulai. Ilmuwan mengatakan, banjir secara signifikan akan merusak
infrastruktur dan menggusur masyarakat pesisir.
Goyangan yang terjadi di orbit Bulan sendiri sebenarnya
fenomena alami, pertama kali dilaporkan pada 1728. Fenomena ini terjadi setiap
18,6 tahun sekali dan bertanggung jawab atas pasang surutnya air laut.
"Dalam setengah dari siklus 18,6 tahun Bulan, pasang
surut harian reguler Bumi ditekan: Pasang naik lebih rendah dari biasanya, dan
pasang surut lebih tinggi dari biasanya," jelas NASA, sebagaimana dikutip
CBS.
Baca Juga:
Jangan Lewatkan, Purnama Raksasa Blue Moon Siap Pukau Dunia Malam Ini
"Di paruh siklus lainnya, pasang surut menguat: pasang
naik lebih tinggi dan pasang surut turun. Kenaikan permukaan laut global
mendorong pasang naik hanya ke satu arah, yakni lebih tinggi. Jadi setengah
dari siklus Bulan 18,6 tahun melawan efek kenaikan permukaan laut pada air
pasang, dan separuh lainnya meningkatkan efeknya."
Sejauh ini, goyangan Bulan tidak sampai menyebabkan
kerusakan besar. Namun, ilmuwan memperingatkan bahwa banjir pasang berikutnya
akan jauh lebih buruk mengingat kenaikan permukaan air laut akibat perubahan
iklim.
Pada 2019, NOAA melaporkan telah terjadi lebih dari 600
banjir rob dan jumlah ini akan meningkat tiga sampai empat kali lipat di
pertengahan 2030-an. Menurut studi, banjir di masa mendatang akan sering melebihi
ambang batas banjir yang ditetapkan di seluruh negara dan bisa terjadi dalam
waktu yang cukup lama, berlangsung lebih dari satu bulan tergantung pada posisi
Bulan, Bumi dan Matahari.
"Daerah dataran rendah di dekat permukaan laut semakin
berisiko dan menderita karena meningkatnya banjir, dan itu hanya akan bertambah
buruk," kata Bil Nelson, Administrator NASA. "Kombinasi tarikan
gravitasi Bulan, naiknya permukaan laut, dan perubahan iklim akan terus
memperburuk banjir pesisir di garis pantai kita dan di seluruh dunia."
Hampir semua garis pantai daratan AS, Hawaii, dan Guam
diprediksi akan menghadapi dampak goyangan Bulan. Kenaikan permukaan laut
diperkirakan membuat ribuan kilometer persegi garis pantai di seluruh dunia
tidak dapat dihuni dan berpotensi memaksa lebih dari 100 juta orang pindah ke
tempat yang lebih tinggi pada akhir abad ini.
Para peneliti berharap agar temuan ini bisa menjadi
perhatian pemerintah dan masyarakat dalam menyiapkan skenario mitigasi bencana
untuk meminimalisir kerusakan, baik terhadap lingkungan maupun mata pencaharian
masyarakat. [qnt]