Oleh YUKIE H. RUSHDIE (Pemimpin Redaksi WahanaNews)
Baca Juga:
Destinasi Hits Terbaru Indonesia, 5.000 Wisatawan Serbu IKN Setiap Hari
KETERCECERAN adalah keniscayaan.
Dari bayi hingga aki-aki, entah dalam konteks makan atau buang air, keterceceran menjadi sesuatu yang sangat mungkin terjadi atau menimpa siapa saja.
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
Memutar ulang memori Gathering WahanaNews.co di Villa Naaraloka, kawasan Wanayasa, Purwakarta, Jawa Barat, Minggu (12/12/2021), semakin terasa juga banyaknya peristiwa tercecer yang belum sempat tersampaikan kepada pembaca.
Alkisah, memori ini dibuka dengan kisah ke-“tercecer”-an saya dan Ketua Panitia Gathering, Andri Frestana Simorangkir, dan salah satu editor sub-domain WahanaNews, Ardi Sapri Simanjuntak, dari titik kumpul pemberangkatan, Jalan Warung Buncit Raya 10-B, Jakarta Selatan.
Kami ditinggal bus pariwisata Blue Star yang akan membawa rombongan ke Purwakarta.
“Abang sudah di mana?” tanya CEO, KRT Tohom Purba, yang tiba-tiba menghubungi saya lewat ponsel.
“Aku masih di kantor, Bang. Bus sudah pergi. Kami ditinggal,” jawab saya.
“Waduh, kok bisa? Sama siapa Abang di situ?”
“Aku sama Andri dan Ardi.”
Singkat cerita, CEO berhasil menghubungi salah seorang peserta yang ada di dalam bus, dan --syukurlah-- ternyata rombongan belum bergerak terlalu jauh, masih berada di sekitar Jalan Mampang Prapatan.
Mereka pun diminta berhenti.
Giliran kami yang berpikir untuk mengejar ke titik berhenti bus tersebut.
Ujung-ujungnya, saya menyetop GoJek yang lewat, dan memintanya mengantar ke lokasi bus tersebut, tanpa aplikasi.
Sementara Andri dan Ardi terpaksa bergaya “cabe-cabean”, dibonceng motor Staf Redaksi, Jefri Nikodemus, yang secara kebetulan memang memutuskan “jaga warung” di Kantor WahanaNews.
Keterceceran berikutnya terjadi dalam konvoi rombongan di Jalan Tol Jakarta-Cikampek dan Purbaleunyi.
Usai beristirahat di Rest Area Km 57, rombongan --terdiri dari satu bus dan tiga mobil-- tak menyadari bila kendaraan yang membawa Account Executive, Samser Sihite, rupanya masih belum bergabung saat kami melanjutkan perjalanan.
Tiba-tiba, ponsel saya berdering, ternyata Samser menghubungi.
“Abang di mana? Ke arah mana jalan kita?” tanyanya.
“Ambil Tol Purbaleunyi,” sahut saya.
“Oke, sudah. Terus, kita keluar di gerbang mana?”
“Keluar Gerbang Tol Km 84, Jatiluhur.”
“Waduh! Saya sudah di Km 81, nih!”
“??????”
Dalam hemat saya, tak ada alasan bagi Samser untuk kaget, karena toh Km 84 itu kan setelah Km 81, jadi berarti belum terlewati.
“Tapi, memang begitulah Bapak, kadang suka panikan, Pak,” kata Julian, putra Samser, yang kini menjadi editor sub-domain WahanaNews Depok, kepada saya saat sudah berjumpa di lokasi makan siang, Situ Wanayasa.
Selesaikah kisah-kisah keterceceran itu?
Belum, tapi biarlah itu akan menjadi bahan cerita selanjutnya. (Bersambung)