WAHANANEWS.CO, Jakarta - Sebanyak 20 desa di Kabupaten Gayo Lues, Aceh, dilaporkan hilang akibat diterjang banjir bandang pada akhir November 2025 sehingga permukiman warga rusak parah dan tidak memungkinkan lagi untuk ditempati.
Dampak bencana tersebut memaksa ribuan warga harus direlokasi ke lokasi yang lebih aman demi menghindari risiko lanjutan.
Baca Juga:
Banjir Bandang Rusak Gedung MIS NU Pasar Sorkam
Bupati Gayo Lues Suhaidi menyampaikan bahwa pemerintah daerah telah mengajukan pembangunan sekitar 2.000 unit hunian untuk relokasi warga terdampak kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
"Untuk hunian sementara sudah diajukan sebanyak 2.000 hunian ke BNPB, semoga secepatnya di direalisasikan," kata Suhaidi, Minggu (28/12/2025).
Memasuki hari ke-32 pascabanjir bandang, kondisi sejumlah wilayah di Gayo Lues masih memprihatinkan karena pemulihan belum berjalan optimal.
Baca Juga:
Temuan Lapangan: Kayu Glondong di Garoga Tak Berasal dari Areal Perkebunan PT TBS
Akses transportasi darat belum sepenuhnya pulih, terutama di Kecamatan Pining yang menjadi salah satu wilayah terdampak paling parah akibat terjangan air bah dan longsor.
Sebanyak tiga desa di Kecamatan Pining hingga kini masih terisolasi karena sejumlah ruas jalan dan jembatan terputus.
Jalan lintas yang menghubungkan antardesa belum dapat dilalui kendaraan sehingga mobilitas warga dan distribusi bantuan masih terhambat.
Tidak hanya itu, jembatan penghubung menuju Kabupaten Aceh Timur juga dilaporkan runtuh akibat kuatnya terjangan banjir bandang.
Pemerintah daerah menegaskan fokus utama saat ini adalah membuka kembali akses jalan di tingkat kabupaten, kecamatan, hingga antardesa.
Langkah tersebut dinilai krusial untuk memperlancar koordinasi penanganan bencana serta pelayanan bagi masyarakat terdampak.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini].