"Jadi kita sekarang ada pentahelix, semua terlibat di dalam penanggulangan termasuk penanggulangan bencana ini," pinta dia.
Berdasarkan data BPBD Garut mencatat, sebanyak 32 desa dan kelurahan dari 14 kecamatan terdampak bencana banjir dan longsor. Rinciannya, Kecamatan Cikajang, Garut Kota, Tarogong Kidul, Bayongbong, Karangpawitan, Banyuresmi, Cilawu, Cibatu, Banjarwangi, Talegong, Pasirwangi, Tarogong Kaler, Samarang, dan Kecamatan Cigedug.
Baca Juga:
Geger Kasus Mutilasi di Garut, Polisi Tetapkan Satu Tersangka
Kepala Pelaksana BPBD Jawa Barat, Dani Ramdan mengatakan saat ini wilayah perairan Indonesia khususnya Jawa Barat masih dalam kondisi la nina, dimana kondisi suhu di laut menjadi naik.
Tak ayal tidka hanya Garut, tapi beberapa daerah di Jawa Barat ikut merasakan dampak perubahan lingkungan itu.
"Dampaknya Depok, melaporkan ada terjadi banjir genangan dan kota bekasi, di Kabupaten Bekasi ada satu kecamatan, tapi memang itu rutin terjadi, tetapi ya artinya hujan cukup besar," kata dia.
Baca Juga:
Tragedi Mengerikan: Kronologi ODGJ Mutilasi ODGJ di Depan Umum
Menurutnya, bencana kali sedikit kendala karena siaga darurat hidrometeorologi sudah berakhir sehingga posko bencana sudah selesai.
"Alhamdulilah di Garut tidak terjadi korban artinya evakuasi masih sesuai prosedur," ujar dia.
Benetapa kebutuhan yang cukup mendesak bagi warga terdampak bencana banjir dan longsor di Garut antara lain, obat-obatan, sembako, makanan bayi, air mineral, perlengkapan bayi, diapers bayi, diapers lansia, alat kebersihan, matras/karpet, dan selimut. [qnt]