WahanaNews.co | Baliho Ketua DPR RI Puan Maharani yang terpasang di sepanjang jalan menuju lokasi bencana erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, menuai sorotan publik. Keberadaan baliho itu dinilai kurang etis.
Salah satu relawan bencana erupsi Gunung Semeru, Qomaruddin mengatakan, seharusnya baliho itu tidak menonjolkan Puan Maharani secara personal. Melainkan menunjukkan bentuk kepedulian pada korban bencana awan panas Gunung Semeru.
Baca Juga:
Golkar siapkan Ridwan Kamil dan Ahmad Zaki Maju ke Pilgub DKI
“Misal kayak baliho milik NU dan lembaga zakat, hanya pasang bendera yang menunjukkan jalan atau arah ke posko pengungsian,” katanya melalui sambungan telepon, Selasa (21/12/2021).
Qomar tidak mengetahui secara pasti kapan baliho itu dipasang. Tiba-tiba dia sudah melihat baliho tersebut pada pagi hari sekitar tiga hari yang lalu.
"Saya sendiri tidak tau kapan baliho itu dipasang, tiba-tiba pagi ada,” katanya.
Baca Juga:
Golkar Rekomendasi RK dan Ahmed Zaki Maju Pilkada DKI Jakarta
Baliho itu dipasang bertebaran hampir di sepanjang jalan Kecamatan Pasirian dan Kecamatan Candipuro.
Respons PDI-P Lumajang
Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kabupaten Lumajang mengaku tidak mengetahui pemasangan baliho tersebut.
Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Lumajang, Bukasan mengatakan, baliho tersebut tidak dibuat dan dipasang oleh partai, melainkan dipasangan oleh relawan Puan Maharani.
“Kami tidak mengerti, kami hanya memasang baliho ucapan selamat datang kepada Mbak Puan sebagai anggota DPR RI,” katanya, melalui sambungan telepon, Selasa.
Jumlah baliho yang dipasangnya tidak sebanyak baliho yang tengah menjadi sorotan. Dia mengklaim hanya memasang baliho di Kecamatan Pronojiwo.
Puan datang ke lokasi terdampak awan panas Semeru dan memberikan bantuan pada Senin (20/12/2021).
Menurutnya, baliho Puan Maharani yang bertebaran itu diperkirakan merupakan inisiatif relawan maupun sahabat Puan Maharani.
“Kalau dari partai hanya baliho ucapan selamat datang, selebihnya itu tidak paham, saya pikir relawan,” jelasnya.
Baliho Puan Maharani itu memang disertai dengan logo relawan Puan Maharani. Sebab, Puan Maharani juga memiliki relawan tersendiri. Relawan tersebut tidak berada di bawah naungan PDI-P.
Sementara itu, baliho Puan yang tengah menjadi sorotan bertuliskan "Tangismu, tangisku, ceriamu, ceriaku. Saatnya bangkit menatap masa depan."
Tampak foto Puan dengan latar belakang gambar para pengungsi awan panas Gunung Semeru.
Sebelumnya, Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang erupsi dengan mengeluarkan awan panas guguran pada Sabtu (4/12/2021).
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 10.400 warga yang mengungsi di 406 titik hingga Senin (20/12/2021) pukul 18.00 WIB. Sedangkan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 50 orang. [qnt]