WahanaNews.co, Humbang Hasundutan - Bupati Humbang Hasundutan (Humbahas) di Sumatera Utara, Dosmar Banjarnahor, menyatakan bahwa bencana banjir dan tanah longsor yang melanda wilayahnya telah menyebabkan rusaknya 35 rumah warga.
Selain itu, terdapat 11 orang yang masih belum ditemukan dan sedang dalam proses pencarian.
Baca Juga:
Soroti Ketahanan Pangan, Luhut Bangga dengan Food Estate Humbang Hasundutan Sumut
Dosmar menyampaikan, "Kejadian bencana alam di Desa Simangulampe, Kecamatan Baktiraja, mengakibatkan kerusakan berat pada 35 rumah, dengan total 11 orang yang masih belum ditemukan. Saat ini, satu orang dinyatakan meninggal dunia," demikian ungkapannya dalam pernyataan tertulis pada media, dikutip Minggu (3/11/2023).
Hingga kini, tim SAR gabungan terus berupaya melakukan pencarian terhadap korban yang masih hilang.
Upaya pencarian melibatkan sejumlah alat berat, termasuk 3 unit excavator, 1 unit loader, dan 1 unit backhoe loader.
Baca Juga:
Tak Puas Hasil Food Estate Humbahas, Luhut Langsung Ajak China Masuk
"Selanjutnya sekitar 100 personel Polri, 90 anggota TNI dan Basarnas Pos Parapat 4 orang juga telah berada di lokasi, beserta seluruh aparatur Pemkab, terkait penanggulangan bencana lintas OPD. Sebelum diteliti lebih lanjut, diperkirakan bencana ini disebabkan likuifaksi tanah,'' bebernya.
Dosmar menuturkan kini bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah ( Forkopimda) Humbahas, berupaya mengkoordinir pelaksanaan pencarian 11 warga yang masih hilang serta penanganan korban yang rumahnya mengalami kerusakan.
"Kemudian akan dilakukan mitigasi untuk menghindari kejadian bencana yang mungkin terjadi. Selain itu masyarakat diminta agar tetap tenang dan jangan berbondong-bondong memenuhi lokasi bencana agar proses normalisasi di lapangan bisa berjalan lancar," harap Dosmar.
Sebelumnya, Kepala Kantor Basarnas Medan, Budiono mengatakan peristiwa terjadi Jum'at (1/12/2023) malam sekitar pukul 21.30 WIB.
Diawali hujan deras, namun tiba-tiba, banjir dan longsor terjadi.
Dampaknya rumah warga mengalami kerusakan dan sebanyak 12 orang dilaporkan hilang.
"Menurut informasi dari saksi bahwa beberapa korban tertimbun dan dinyatakan hilang di sekitar permukiman yang terkena dampak. Pemerintah setempat bersama masyarakat telah melakukan pencarian namun belum menemukan warga yang hilang," ujar Budiono, melansir Kompas.com.
Budiono mengungkapkan, banyaknya material batuan akibat banjir dan longsor mempersulit petugas SAR melakukan evakuasi, sehingga tim SAR juga menggunakan alat berat.
"Tim dalam melakukan pencarian, selain menggunakan eskavator, tim juga harus menggeser secara manual material batuan tersebut, untuk membuka akses pencarian di lokasi yang dicurigai posisi keberadaan korban," kata Budiono.
Personel SAR juga mengerahkan satu unit drone untuk memaksimalkan pencarian.
"Hingga saat ini tim masih berupaya semaksimal mungkin melakukan pencarian dengan harapan seluruh korban secepatnya ditemukan," harap Budiono.
Adapun para korban hilang yakni Pintar Simanullang, Juni Silaban, Adriano Silaban, Tiamin Sinambela, Lasroha Simanullang, Eva Purba, Kriston Siregar, Desman Sihombing, Op.Gomgom, Br Banjar, Br Lubis, Br Simanjuntak.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]