Warga berharap Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Maluku Barat Daya segera menyalurkan bantuan ke desa mereka karena mereka masih bertahan di kamp pengungsian yang dibangun swadaya oleh korban banjir.
"Saat ini, warga di pulau terluar masih menunggu bantuan, mungkin kendala transportasi, karena laut yang belum membaik. Sementara otoritas setempat masih melarang kapal-kapal untuk berlayar karena gelombang tinggi akibat cuaca," imbuh dia.
Baca Juga:
16 Desa di Aceh Barat Terendam Banjir, Air Capai 50 Sentimeter
Terpisah, Kepala BPBD Kabupaten Maluku Barat Daya Jemi Lico mengaku pihaknya sempat terhambat mengirim bantuan ke Desa Rotnama, Kecamatan Madonahera, Kabupaten Maluku Barat Daya.
Bantuan belum sempat didistribusikan lantaran terkendala transportasi akibat kondisi lautan yang belum membaik. Saat ini, pihaknya disebut masih berkoordinasi dengan Polsek Madonahera terkait penambahan personel untuk membantu warga.
"Jadi ada bantuan cuma masih terkendala, kita masih koordinasi dengan kades dan camat agar meminta pengusaha lokal disitu membantu dulu, sebab kalau nunggu dari Pemda terlambat," tuturnya.
Baca Juga:
BPBA Lapor Dua Desa di Aceh Jaya Terendam Banjir Setinggi 1,2 Meter
Ia bilang, saat ini, kapal-kapal masih dilarang berlayar setelah otoritas pelabuhan setempat mengeluarkan pelarangan pelayaran setelah Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengumumkan tinggi gelombang di sekitar perairan Maluku Barat Daya.
Berdasarkan data yang terhimpun oleh BPBD Maluku Barat Daya warga yang menjadi korban banjir berjumlah 247 jiwa atau sekitar 63 Kepala Keluarga (KK). [sdy]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.