WahanaNews.co | Tindakan cabul salah seorang staf perpustakaan di salah satu SMP Negeri di Kota Bekasi memicu munculnya demonstrasi yang dilancarkan oleh para siswa.
Awalnya, viral video sejumlah siswa berkumpul di depan sekolah di daerah Kota Bekasi, Jawa Barat (Jabar). Para siswa 'demo' memprotes kasus dugaan pelecehan yang terjadi di sekolah tersebut.
Baca Juga:
Diduga Dikeroyok Tahanan Lain, Tersangka Pelecehan Anak Meninggal di Sel Polisi
Beredar kabar bahwa pelecehan dilakukan oleh oknum staf sekolah menengah pertama negeri (SMPN) di Kota Bekasi tersebut.
Dalam video yang beredar, tampak remaja berpakaian putih-biru berkumpul di depan gerbang sekolah. Disebutkan, para alumni SMPN di Kota Bekasi itu juga ikut serta dalam demo.
Polisi sudah menyelidiki kasus tersebut. Polisi tengah mendalami kasus dugaan pelecehan yang diduga melibatkan staf sekolah tersebut.
Baca Juga:
Guru SD di Sabu Raijua NTT Jadi Tersangka Dugaan Tindakan Asusila terhadap 24 Siswa
"Sedang diselidiki," kata Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Hengki saat dihubungi, Senin (1/8/2022).
Tanggapan Pihak Sekolah
Pelaku disebut merupakan seorang staf perpustakaan. Hal ini pun dikonfirmasi oleh pihak sekolah.
"Dia staf di perpustakaan, jadi memang modusnya kadang-kadang anak minjem buku, terus sama dia didekati, karena ruang perpus kan kadang-kadang nggak terlalu ramai," ujar komisioner Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi Novrian saat dihubungi detikcom, Selasa (2/8/2022).
Novrian mengatakan pelaku saat ini sudah diamankan di Polres Bekasi. Menurutnya, pelaku diamankan sebelum aksi demo siswa di SMPN tersebut dilakukan.
"Sudah kemarin sudah diamankan di Polres. Sebelum, sebelum demo sudah diamankan. Jadi pagi itu sekitar jam 8 sudah diamankan, demonya kan siang. Kita dari pagi di situ asesmen, karena sudah ada indikasi ya sudah diamankan. Karena mempercepat proses dan itu saya apresiasi banget Polres dengan struktur yang baru penanganannya cepat banget terkait anak," kata Novrian.
Novrian mengatakan pelaku melakukan aksinya dengan memberikan chat gambar porno hingga meminta siswa melakukan video call dengan gambar porno.
Selain itu, Novrian menyebut pelaku dapat bermain peran dan bersikap berbeda kepada siswa dan siswi.
"Jadi kalau bicara mengenai korban, dari hasil asesmen kita kemarin, banyak anak-anak yang juga mengalami kondisi-kondisi kayak misalkan diberi chat gambar porno, didekati sama dia. Bahkan karakter si pelaku ini sangat kasar ya, jadi si pelaku itu dia punya karakter, dia bisa bermain peran, dia bisa mainkan peran," tuturnya.
"Kalau ke anak laki-laki dia bisa berkata kasar, sering berkata-kata kasar, suka memaki, mencaci dengan kata-kata kasar. Kalau untuk perempuan-perempuan yang mungkin dikategorikan menurut dia tidak cantik, itu akan di-bully. Tapi anak-anak yang cantik itu akan diperlakukan beda," sambungnya.
Tidak hanya itu, pelaku juga disebut membuat grup WhatsApp untuk melancarkan aksinya. Menurut Novrian, pelaku juga kerap memberikan hadiah ataupun mengomentari media sosial para korbannya.
"Jadi dia bikin grup yang dibuat oleh dia, itu untuk dia memahami karakteristik korban-korbannya. Bahkan status media sosial si korban pun itu sering di-update sama dia, misal diberikan komen, ada yang ulang tahun diberikan. Nah, dia pintar mem-profiling itu, sehingga banyak anak-anak yang mungkin tanpa disadari bahwa itu adalah modus, dan ujung-ujungnya ada arah ke sana, kaya misalkan diberikan gambar-gambar porno, disuruh video call dengan gambar-gambar yang porno," tuturnya.
Staf Humas SMPN 6 Kota Bekasi Alis Maryamah mengatakan terduga pelaku merupakan staf perpustakaan. Pelaku berinisial DP.
"Betul, inisial DP. Dia itu (kerja di SMPN 6 Kota Bekasi dari) 2013, bulan Februari kalau nggak salah honorer, 2019 diangkat sebagai pegawai TKK," ujar Alis Maryamah ketika dihubungi, Selasa (2/8/2022).
Alis mengatakan DP kerap mengirim video porno kepada korban-korbannya. Bahkan ada yang diminta buka baju saat video call.
"(Bentuk pencabulannya) berupa chat, ada dikirim video porno, terus ada permintaan video call minta buka baju, seperti itu, itu (keterangan) dari anak-anak. Saya baru menemukan seperti itu, ada juga yang dipegang tangannya, ada yang seperti dirangkul," jelas Alis.
Alis menjelaskan, pelaku yang bertugas sebagai staf perpustakaan mendapatkan kesempatan mendekati korban saat tengah bertugas.
Korban yang hendak meminjam atau mengembalikan buku, ucap Alis, akan didekati oleh DP.
Alis belum bisa memastikan apakah korban diiming-imingi sesuatu oleh DP. Namun, dari informasi yang beredar di SMPN 6 Kota Bekasi, jelas Alis, ada salah satu korban yang diberi pulsa Rp 100 ribu.
"(Jumlah korban ada belasan) lebih, kemarin saja 7 (korban) dengan alumni, barusan 4 (orang)," tutur Alis.
Saat ini, menurut Alis, pihaknya masih mendata siswi-siswi yang menjadi korban pelecehan. Alis menjelaskan kini para korban mengalami ketakutan.
"Mereka takut kan. 'Kenapa kok nggak cerita sama Ibu?' katanya takut 'karena orangnya ada di sini'. Itu saja," sambungnya.
Alis mengatakan pihaknya akan bertindak tegas atas terjadinya kasus pelecehan ini. Namun SMPN 6 Kota Bekasi, tambah Alis, tak bisa memecat DP karena bukan kewenangannya.
"Kalau untuk pemecatan, itu bukan kewenangan sekolah karena sekolah itu nerima karena memang ada SK. Kalau itu diserahkan ke berwenang (Disdik Kota Bekasi). Kita merekomendasikan Saudara Terduga ini tidak di SMPN 6 lagi," lanjut Alis.
Pelaku Sudah Diamankan
Polisi menangkap staf perpustakaan SMPN 6 Kota Bekasi terkait kasus pelecehan. Pelaku ditetapkan sebagai tersangka.
"Kita bisa mengamankan tersangka 1 orang yang bekerja sebagai pegawai kontrak di perpustakaan SMPN 6 Kota Bekasi," ujar Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Hengki dalam konferensi pers, Selasa (2/8/2022).
Pelaku berinisial DP (30) dijerat pasal berlapis. Pelaku terancam hukuman 15 tahun penjara.
"Terhadap tersangka kita jerat Pasal 82 juncto 76e UU RI Nomor 17 Tahun 2016 tentang penetapan peraturan pemerintah atau pengganti Perppu UU No 1 Tahun 2016 tentang perubahan kedua UU RI No 23 Tahun 2002 tentang pencabulan anak dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara," kata Hengki.
DP kini resmi ditahan di Polres Metro Bekasi Kota. Penahanan dilakukan hari ini.
"Terhadap tersangka kita lakukan penahanan, mulai hari ini sesuai dengan undang-undang," ujar Hengki.
Saat diinterogasi, pelaku DP mengaku menjalankan modus dengan jalan komunikasi ke korban soal pinjam-meminjam buku. Namun pelaku juga mengirimkan pesan menggoda kepada korban.
"(Korban) menanyakan buku perpustakaan. Dari komunikasi itu, pelaku terus-menerus berbalik menghubungi korban, mengirimkan pesan-pesan yang menggoda," jelas Hengki.
Hengki mengatakan pelaku DP terus mengirim pesan kepada korban. Merasa makin dekat, pelaku lalu mengirim konten porno.
"Pelaku mengirimkan konten-konten genit dan porno, dengan hal tersebut, tersangka juga mengajak korban untuk ngobrol, ternyata dibawa ke tempat apartemen itu, terus terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," kata Hengki.
Dia mengatakan pelaku juga sempat mengajak salah satu siswi ke apartemen. Di sana, aksi pencabulan terjadi.
"(Pelaku) meremas payudara korban," tutur Hengki.
Selain itu, ada dua korban lain. Dua korban terakhir dikirimkan video porno kepada korban lewat aplikasi chatting.
"Dia mengirimkan konten porno melalui pesan WA di ponselnya," lanjutnya. [rin]