WahanaNews.co | Pemkab
Karanganyar, Jawa Tengah, menyalurkan bantuan sosial (bansos) tunai sebesar Rp
300 ribu pada kelompok PKL terdampak PPKM Darurat. Sumber dana dari Badan Amil
Zakat Nasional (Baznas).
Baca Juga:
Dinsos Kotim Hentikan Sementara Penyaluran Bansos Hingga Pilkada 2024 Usai
Namun Di amplop, tertera tulisan nama Bupati Karanganyar
Juliyatmono dan istrinya, yang juga anggota DPRD setempat, Siti Khomsiyah.
Pembagian bansos tunai tersebut dilakukan di kantor Dinas
Perdagangan, Tenaga Kerja, Koperasi dan UKM (Disdagnakerkop dan UKM)
Karanganyar, sejak Senin (19/7). Tak kurang dari 840 PKL terdampak PPKM Darurat
mendapatkan bantuan masing-masing Rp 300 ribu.
Saat diterima para pedagang, amplop berisi bantuan tunai
tersebut bertuliskan nama Bupati Karanganyar Juliyatmono serta istri Bupati
yang juga anggota DPRD Karanganyar Siti Khomsiyah.
Baca Juga:
Pemprov DKI Jakarta Tunda Penyaluran Bansos Hingga Pilkada Serentak 2024 Selesai
Selain tulisan nama Bupati dan istri, hanya tertera
keterangan alamat dan kantor Bupati di sisi kiri kanan amplop berwarna putih
tersebut. Sedangkan logo Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) sama sekali tak
dicantumkan. Padahal dana bansos itu didapat dari Baznas.
"Iya sumbernya dari Baznas. Totalnya Rp 300 juta.
Memang ada pos untuk penanggulangan bencana, karena Baznas juga diinstruksikan
supaya kita tanggap terhadap bencana ini," ujar Ketua Baznas Karanganyar
Sugiyarso saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Rabu (21/7).
Sugiyarso menyebut, dana bantuan tersebut cair setelah
Baznas berkoordinasi dengan Pemkab Karanganyar. Meski begitu, pihaknya mengaku
tidak tahu-menahu terkait pencantuman nama istri Bupati dalam amplop bansos
tunai tersebut.
"Saya belum ngecek. Saya belum tahu. Kalau Pak Bupati,
beliau kan memang Ketua Penanggulangan COVID. Yang penting perjanjiannya dari
Baznas. Kalau menyerahkan, kan orang lain boleh menyerahkan," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Disdagnakerkop dan UKM Karanganyar,
Martadi, mengakui soal amplop bertuliskan nama Bupati dan istrinya tersebut.
Pihaknya mengaku keliru dan sudah mengganti amplop yang digunakan untuk
membagikan bansos tunai tersebut.
"Saya akui saya kurang mengontrol. Saya tidak
mengontrol sejauh itu. Saya terima kasih diingatkan," kata Martadi.
"Sewaktu pembagian bansos Senin (19/7) kemarin itu,
begitu saya tahu (tentang amplop tersebut) langsung saya hentikan, saya ganti.
Jadi tidak semua dapat amplop (bertuliskan nama Bupati dan istri)
tersebut," imbuhnya. [qnt]