Selain itu, gelombang Kelvin terpantau di Aceh, Lampung, Jawa bagian utara, NTT, Kalimantan bagian selatan, Sulawesi bagian tengah hingga selatan, Maluku Utara, Maluku, dan Pulau Papua. Faktor-faktor ini mendukung potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah-wilayah tersebut.
- Sirkulasi siklonik
Baca Juga:
Diterjang 24 Gempa, Inilah Daerah Rawan di Kalimantan Bulan Ini
Sirkulasi siklonik terpantau di Filipina yang membentuk daerah konvergensi memanjang di Filipina dan di Perairan timur Filipina, sirkulasi siklonik lain terpantau di sekitar Selat Karimata yang membentuk daerah konvergensi memanjang dari Kalimantan Selatan hingga Kalimantan Barat.
- Kecepatan angin
Daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) lain juga terlihat memanjang dari Laut Jawa hingga Lampung-Sumatera Selatan, dari Jawa Tengah hingga Jawa Barat-Banten, dari Sulawesi Tenggara hingga Sulawesi Tengah, dari Sulawesi Utara hingga Laut Sulawesi, dari Maluku hingga Maluku Utara dan dari Papua Pegunungan hingga Papua, serta daerah konfluensi memanjang di Samudra Hindia barat Sumatera, di Laut Banda dan Samudra Pasifik timur Filipina.
Baca Juga:
Bertemu Kepala BMKG, Wamen Diana Bahas Mitigasi Bencana Hidrometeorologi untuk Kelancaran Arus Nataru
"Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah sirkulasi siklonik/ konvergensi/ konfluensi tersebut," sebut BMKG.
Peningkatan kecepatan angin hingga mencapai >25 knot, terpantau di Samudra Hindia selatan Jawa dan Laut Arafuru, yang mampu meningkatkan tinggi gelombang di wilayah sekitar perairan tersebut.
- Intrusi udara