Kepala Balai Penyelidikan dan
Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, mengatakan,
awan panas ke arah Sungai Gendol sudah beberapa kali terjadi dengan jarak
maksimal 3 km (25 Januari 2021, pukul 04.41 WIB).
Untuk mengantisipasi
perkembangan erupsi berikutnya, rekomendasi daerah bahaya dimutakhirkan.
Baca Juga:
Garut Diguncang Gempa M 6,5, Tidak Berpotensi Tsunami
Menurut Hanik, potensi bahaya
saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor Selatan Barat Daya
meliputi sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh
maksimal 5 km.
Sedangkan pada sektor
Tenggara, yaitu Sungai Gendol (bukaan kawah) sejauh maksimal 5 km dan Sungai
Woro sejauh 3 km.
Sedangkan lontaran material
vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari
puncak.
Baca Juga:
Pimpinan BMKG: Sistem Informasi Hidrometeorologi Indonesia sebagai Percontohan Global
"Penduduk di sektor Tenggara
Gunung Merapi tidak perlu mengungsi karena warga yang paling dekat dengan
puncak Merapi masih di luar radius 5 km dari puncak," terang Hanik, saat
berbincang dengan wartawan terkait situasi Merapi terkini, Sabtu (25/6/2021)
malam.
Dijelaskan Hanik, saat ini
seismisitas dan deformasi sedang mengalami peningkatan menandakan penambahan
suplai magma masih berlangsung dan fase erupsi belum akan berakhir.
Aktivitas guguran dan awan
panas juga mengalami peningkatan karena kestabilan kubah lava mulai terganggu
karena volume yang semakin membesar.