WahanaNews.co | Pembangunan proyek MRT Fase 3 Timur-Barat bakal dimulai pada tahun 2023.
MRT Fase 3 Timur-Barat dirancang sepanjang 87 kilometer dengan anggaran mencapai Rp 160 triliun.
Baca Juga:
PT MRT Jakarta Beroperasi Normal Pasca Insiden Material Jatuh di Kejagung RI
"Pembangunan MRT Fase 3 kami upayakan dimulai pada tahun depan," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William Sabandar dalam keterangannya, Sabtu (01/04/2022).
Menurutnya, MRT Fase 3 ini merupakan rute lintas provinsi yang akan menghubungkan Cikarang di Provinsi Jawa Barat dan Balaraja di Provinsi Banten.
"Dengan rute lintas provinsi tersebut, diharapkan akan dapat mengangkut pengguna jasa hingga 1,2 juta orang per hari," ucap dia.
Baca Juga:
Dukung Konektivitas Transportasi Jakarta, PLN Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik Berkelanjutan
William memastikan, pengembangan jaringan MRT Jakarta ke depan tidak akan mengandalkan pendanaan dari APBD melainkan akan mencari pendanaan lain dengan merangkul berbagai pihak.
"Ke depan, kami tidak lagi mengandalkan single donor seperti sekarang ini. Karena itu, kami membuka kesempatan kerja sama seluas-luasnya dengan berbagai pihak dalam membangun dan mengembangkan jaringan MRT,” ujarnya.
Selain MRT Fase 3, lanjut William, akan dilakukan juga pengembangan Kawasan Transit Oriented Development (TOD) di Wilayah Jababeka, Bekasi, Jawa Barat. Pengembangan TOD ini dibangun melalui kerja sama dengan PT Jababeka Tbk.
Kerja sama ini akan meliputi pembahasan atau pertukaran informasi di antaranya terkait penyediaan lahan untuk pembangunan stasiun di jalur timur-barat MRT (Cikarang-Balaraja).
Lalu pengembangan kawasan TOD serta potensi investasi mixed use oleh PT Jababeka Tbk serta pengelolaan sampah di Kawasan TOD dan Stasiun MRT yang akan dilakukan oleh PT Jasa Sarana.
Sementara itu, Wakil Direktur Utama PT Jababeka Tbk Tjahjadi Rahardja mengucapkan terima kasih kepada PT MRT Jakarta yang telah membuka ruang kemitraan dengan PT Jababeka Tbk.
Terlebih menurutnya konsep TOD ini sejalan dengan transformasi perusahaan yang ingin menciptakan kemudahan transportasi di kawasan Kota Jababeka.
“MRT Jakarta telah beroperasi 3 tahun sejak Maret 2019. Dan pada Maret 2022 ini menjadi momen MRT Jakarta memulai kerja sama pengembangan fase ke-3 dengan mitra dari pihak swasta maupun BUMD provinsi di luar Jakarta," terang Tjahjadi.
Direktur PT Jababeka Tbk Sutedja Sidarta Darmono menambahkan, hingga kini sedikitnya terdapat 10 pembangunan infrastruktur transportasi modern yang dibangun di sekitar Kawasan Jababeka, seperti stasiun dan jalur KRL Commuter Line, Elevated Highway Jakarta–Cikampek yang sudah beroperasi sejak Desember 2020.
Lalu, ada juga jalan Tol JORR II, MRT fase III Cikarang-Balaraja, LRT Jakarta-Cikarang, High Speed Train Jakarta-Bandung, Pelabuhan Patimban serta Bandara Internasional Kertajati yang telah beroperasi sejak Juli 2019.
"Tidak juga semata kebetulan. Namun juga melalui proses kerja keras, inovasi, kreativitas, dan bekerja sama dengan berbagai pihak. Agar, antara perencanaan menjadikan Kawasan Jababeka sebagai TOD City dengan program pemerintah bisa selaras," ujar Sutedja.
Sejauh ini, lanjut Sutedja, Jababeka sebagai kawasan TOD telah eksis dengan hadirnya transportasi publik yaitu seperti layanan Jabodetabek Airport Connexion, Jabodetabek Residence Connexion, Bus AKDP di Hollywood Junction.
“Selain itu, dalam waktu dekat, akan ditambah layanan Shuttle Bus Damri dengan rute Stasiun Cikarang ke Hollywood Junction,” urai Sutedja.
Sutedja pun optimistis, kolaborasi ini akan berjalan baik dan memberi manfaat serta keuntungan bagi kedua belah pihak. [qnt]