Budianto mengatakan dalam sehari timnya dapat melakukan dua hingga tiga kali mengirimkan logistik, bergantung pada cuaca dan kondisi medan. Dari udara, dia mengaku melihat kondisi di lapangan sangat memprihatinkan.
"Saat melihat situasi di sana, kita rasanya pengen nangis kalau kita landing di sana. Makanya apa yang bisa kami lakukan, kami lakukan. Kita berikan kemampuan kita, drop logistik segera, kita kirim," ungkapnya.
Baca Juga:
Mendagri Nonaktifkan Bupati Aceh Selatan 3 Bulan Usai Umrah Saat Banjir Tanpa Izin
Budianto berharap suplai logistik yang dikirim secara bertahap dapat membantu warga bertahan hingga akses darat kembali terbuka.
"Medannya ekstrem, tapi rasa lega warga saat bantuan tiba membuat kami semakin bersemangat," tambahnya.
Kabid TIK Polda Sumut, Kombes Pol M Adenan, turut meninjau lokasi menggunakan helikopter Polairud. Ia memastikan percepatan penyaluran bantuan menjadi prioritas.
Baca Juga:
Banjir Bandang dan Longsor Kota Sibolga: 55 Meninggal, 1 Hilang
"Kami tidak ingin warga di sana menunggu terlalu lama. Sebisa mungkin kami upayakan agar bantuan segera tiba, utamanya untuk anak-anak, orang tua, dan ibu-ibu yang sangat membutuhkan," sebutnya.
Dia menegaskan bahwa kehadiran Polri di lokasi tidak hanya untuk mengantar logistik, tetapi juga memastikan penyaluran berjalan aman dan tepat sasaran.
"Helikopter milik Direktorat Kepolisian Air Udara Polairud Polri menjadi penghubung terakhir bagi Desa Rampa. Dalam setiap penerbangan, logistik berupa beras, makanan siap saji, air minum, dan kebutuhan esensial lainnya diturunkan satu per satu kepada warga," kata Adenan.