Menurut dia, intensitas curah hujan pada awal tahun 2022 cukup meningkat, sehingga dikhawatirkan berpotensi bencana alam.
Pengalaman bencana alam pada awal 2020 di enam kecamatan di Kabupaten Lebak dilaporkan sembilan warga meninggal dunia akibat terdampak longsor dan banjir bandang.
Baca Juga:
Antisipasi Puncak Musim Kemarau, BPBD Lebak Ajukan Modifikasi Cuaca
Bencana alam itu menimbulkan kerusakan infrastruktur jalan, jembatan, gedung sekolah, gedung pemerintah kecamatan dan gedung kesehatan, gedung pondok pesantren, gedung majelis taklim hingga ribuan rumah warga rusak ringan, sedang, berat juga menghilang terbawa arus air.
Selain itu juga ribuan warga di enam kecamatan terpaksa tinggal di pengungsian, bahkan mereka sampai saat ini menempati hunian sementara ( huntara) .
"Kami berharap tahun ini warga korban bencana alam sudah bisa menempati hunian tetap ( huntap) yang dibangun pemerintah, " kata Febby.
Baca Juga:
124 Rumah Terdampak Longsor di Lebak, 14 Rusak Berat
Dia menyebutkan, daerah rawan bencana alam di Kabupaten Lebak berada di wilayah pegunungan dan perbukitan serta aliran sungai.
Warga yang tinggal di lokasi rawan bencana alam itu ribuan kepala keluarga dan sejak turun temurun mereka tinggal di daerah tersebut.
Di antaranya mereka tinggal di Kecamatan Leuwidamar, Cirinten, Gunungkencana, Banjarsari dan Cigemblong.