WahanaNews.co, Jakarta - Bakal calon gubernur Jakarta Ridwan Kamil (RK) menerima curhatan dari kelompok disabilitas. Mereka mengeluhkan beberapa persoalan yang dihadapi.
Pertama, RK dicurhati soal masih adanya perundungan atau bully terhadap kelompok disabilitas.
Baca Juga:
Pemprov DKI: Batasan Tinggal Tiga KK di Satu Alamat Rumah
"Curhatan secara umum dari seorang anak masih merasakan ada pembullyan, ejek mengejek terhadap golongan disabilitas, ingin Jakarta lebih humanis, kira-kira menghormati mereka-mereka yang berbeda ability-nya," kata RK usai berdialog dengan kelompok disabilitas di Jakarta Pusat, Jumat (13/9) melansir CNN Indonesia.
Terkait perundungan, RK mengaku punya program jangka pendek untuk mengadopsi pelaporan via aplikasi yang digagas di Jawa Barat.
"Bisa melaporkan via apps yang melaporkan itu bisa korban pembullyan, bisa teman yang jadi saksi. Tiap sekolah ada guru yang dulu kami tugaskan sebagai satgas anti bully. Jadi dia yang terima apps-nya itu si guru di sekolahnya, dia wajib oleh sebuah indikator menyelesaikan dalam hitungan waktu. Itu akan kami hadirkan juga, untuk jangka pendek," katanya.
Baca Juga:
Galakkan Kesiapsiagaan Mitigasi Bencana: Penanaman 200 Bibit Pohon di Banjar
RK juga mendengar harapan dari kelompok disabilitas agar program Kartu Jakarta Pintar (KJP) dilanjutkan. Ia mengatakan bakal melanjutkan program yang baik untuk masyarakat.
"Saya sudah sampaikan bahwa hal-hal baik di masa lalu yang dirasakan manfaat tentu akan saya lanjutkan, tetapi hal-hal baru yang belum ada tentu akan dihadirkan sebagai gagasan baru," ujarnya.
Selain itu, ada juga curhatan soal hilangnya pramusapa di Transjakarta. Hal itu membuat kelompok disabilitas dan warga lainnya terkadang kesusahan.
"Sehingga mereka kesulitan, ibu hamil, lansia, disabilitas, enggak ada yang nolong waktu interaksi menuju bisnya dari haltenya. Kadang kadang juga mengimbau lift yang untuk disabilitas jangan dipakai untuk umum, ya kadang-kadang empati itu juga harus dihadirkan lagi," ujarnya.
RK juga mengaku dicurhati soal harapan agar ada perluasan subsidi tidak hanya di Transjakarta.
"Mereka minta subsidinya diperluas tidak hanya di sistem bus tapi juga ke MRT," katanya.
[Redaktur: Alpredo Gultom]