WahanaNews.co, Tangerang - Tumpang Sugian Kepala Desa Wanakerta, Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang, mengaku telah mengeluarkan modal uang sebesar Rp500 juta agar anaknya terpilih dalam kontestasi Pileg 2024.
Ratusan juta rupiah itu disalurkan melalui sejumlah RT/RW untuk diteruskan kepada warga. Namun demikian, Tumpang merasa kesal anaknya gagal lantaran diduga uang tersebut tak dibagikan kepada masyarakat
Baca Juga:
Pemerintah Kabupaten Tangerang klaim penurunan angka stunting pada balita 6,9%.
"Kenapa uang yang dari saya kasihkan kenapa tidak dikasihkan ke warga saya," kata Tumpang dikutip dari video CNNIndonesia TV, Sabtu (9/3/2024).
Tumpang juga tak menampik ia mengundang belasan RW untuk mendata ada berapa hak pilih di Desa Wanakerta.
Hasilnya, ada 15 ribu hak pilih saat itu, namun ia sudah melakukan hitung-hitungan dengan hanya menyasar 10 ribu warga untuk diberikan 'serangan fajar'.
Baca Juga:
Buntut Kritik Proyek PSN PIK 2, Said Didu Dipolisikan
"Yang saya bayar untuk memilih anak saya itu Rp50 ribu per amplop, berarti 15 ribu saya tutup 10 ribu, berarti kan Rp500 juta, bener enggak?" kata dia.
Tumpang selanjutnya memberhentikan sebanyak 12 orang ketua RW dan enam orang ketua RT buntut kejadian itu. Ia menilai para Ketua RT/RW itu jelas menyalahi sejumlah aturan.
Terpisah, Ketua RW 01 Kampung Pasar Rebo, Subroto juga tak menampik sebelum Pemilu 2024, para Ketua RT dan RW diminta Tumpang untuk mendukung anak Tumpang Sugian yang mencalonkan diri di Pileg 2024.
Setelah kalah di Pileg 2024, Muhammad Solihin merupakan anak dari kepala Desa Wanakerta keal, Sang ayah lalu memberhentikan sepihak 21 RT dan enam RW yang ada di Desa Wanakerta.
"Setelah Pileg itu hasil suaranya enggak memuaskan ya dampaknya sebanyak enam RW dan 21 RT dipecat semua, bahkan yang mendukung juga dipecat karena dapat [suara] sedikit," kata Subroto.
Subroto menilai pemecatan secara sepihak ini cacat secara administrasi. Para ketua RT dan RW pun akhirnya mengadukan Tumpang ke Camat Sindang Jaya.
[Redaktur: Alpredo Gultom]