WahanaNews.co | Direktur Utama PAM Jaya, Arif Nasrudin, mengatakan air tanah di wilayah Jakarta dekat laut mempunyai tingkat pencemaran tinja paling tinggi.
"Jadi (kontaminasi) E-Coli nya sudah cukup besar, tinggi ya, terutama di daerah Jakarta yang berdekatan dengan laut ya," ujar Arief saat ditemui di Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat, Senin (14/11).
Baca Juga:
Kadiv Humas Polri : Nama Calon Wakapolri Sudah ada, Saat ini Sedang Dalam Proses Pemilihan.
"Besar sekali, di luar kewajaran dari standar E-Coli yang biasanya tetap ada di air, walaupun itu tidak bisa hilang sama sekali," imbuh dia.
Hal tersebut disampaikan di tengah kabar sekitar 70 persen sumber air minum rumah tangga di Indonesia terkontaminasi tinja, seperti hasil Studi Kualitas Air Minum Rumah Tangga (Kementerian Kesehatan) pada 2020 lalu.
UNICEF pada Februari 2022 juga mengutip hasil studi yang menunjukkan hampir 70 persen dari 20 ribu sumber air minum rumah tangga di Indonesia tercemar limbah tinja.
Baca Juga:
Rapat Paripurna Sahkan RUU Daerah Khusus Jakarta Jadi Usul Inisiatif DPR
Arief kemudian menjelaskan air tanah bisa tercemar tinja akibat pengeksploitasian yang menyebabkan lapisan tanah kian menipis dan mudah korosi. Kondisi tersebut yang berpotensi menyebabkan kontaminasi septic tank ke air bersih.
"Pada saat korosi, kan di rumah itu ada septic tank dan sumur berdekatan. Jadi itu yang kemudian tidak ada batasan penguatan di antara septic tank dan sumur gitu ya. Sehingga itu mudah terkontaminasi air yang ada di bawah tanah antara air septic tank dan air bersih," jelas Arief.
Ia menyebut masyarakat sebaiknya menggunakan air pipa. Namun, ia menyadari masih banyak masyarakat belum bisa melakukan hal tersebut akibat pipa air kini belum menjangkau secara keseluruhan.