"Kalau Badan Anggaran mau menyetujui untuk pembangunan ITF, Fraksi PDIP mendorong fokus pada satu titik saja, tapi betul-betul dieksekusi pada 2023. Kalau enggak, hapusin aja semuanya (penugasan pembangunan ITF kepada Jakpro)," cecar Gembong.
Terlebih pula, Gembong memandang Jakpro merupakan BUMD yang terlalu banyak menggarap proyek Pemprov DKI. Hal ini juga diduga Gembong menjadi salah satu faktor Jakpro tidak serius menggarap ITF Sunter.
Baca Juga:
Legislator PDIP: Semua Kantor Akuntan Tak Mau Audit Formula E
"Penugasan kepada Jakpro sudah terlalu banyak. Apa-apa dikerjakan Jakpro, seolah-olah Jakpro BUMD palugada," lanjut dia.
Gagasan ITF Sunter dimulai sejak tahun 2009 semasa Fauzi Bowo menjabat sebagai Gubernur DKI. Rencana ini dilanjutkan oleh Joko Widodo hingga Basuki Tjahaja Purnama, namun tidak ada realisasinya.
Saat menjabat, Anies Baswedan yang melanjutkan proyek ini sempat melakukan groundbreaking ITF Sunter sejak tahun 2018. Peletakan batu pertama saat itu ternyata hanya sekadar seremonial karena pembangunan konstruksi tetap saja mangkrak.
Baca Juga:
The Jakmania Sentil JakPro Terkait Robohnya Pagar Pembatas JIS
Dalam perkembangannya, perencanaan pembangunan ITF Sunter akhirnya menggandeng perusahaan pembangkit listrik asal Finlandia, Fortum Power Heat and Oy sebagai investor.
Namun, seiring waktu, Fortum angkat kaki dari proyek ITF Sunter karena tidak mendapat kepastian. [Tio]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.