WahanaNews.co | Kabupaten Sumedang dibuat heboh dengan adanya kasus dugaan penganiayaan yang menyeret Kepala Desa Sarimekar, Kecamatan Jatinunggal berinisial US beserta anaknya G.
Penganiayaan tersebut, menimpa seorang warga desa setempat bernama Harnoko alias Deden.
Baca Juga:
Polisi Ungkap Pembunuhan Sadis di Penjaringan, Kepala Korban Dibuang ke Sela Tembok
Peristiwa tersebut, terjadi pada Senin (5/12/2022) di kantor Desa Sarimekar yang menyebabkan Harnoko masuk IGD RSUD Sumedang.
Saat dikonfirmasi, kedua belah pihak mengatakan motif penganiayaan yang berbeda satu sama lain.
Pihak Harnoko mengatakan, jika alasan dugaan penganiayaan tersebut dilatarbelakangi oleh piutang proyek pembangunan jalan Jatigede senilai Rp 280 juta yang hingga saat ini belum dibayar.
Baca Juga:
Kasus Ronald Tannur, MA Bentuk Tim Pemeriksa Mengklarifikasi Majelis Kasasi
Sedangkan pihak kepala desa mengatakan jika kejadian tersebut berawal dari masalah jual beli rumah yang menyebabkan besan nya (mertua anaknya) kehilangan uang senilai Rp 50 juta.
Alasan Korban Harnoko
Menurut istri korban, Desi (41) kasus dugaan penganiayaan tersebut berawal dari piutang proyek jalan di Kawasan Jatigede senilai Rp 280 juta.
"Suami saya menagih itu sesuai janji dari dia (Kades)," terangnya saat dijumpai di IGD RSUD Sumedang, kemarin.
Setau Desi, suaminya Harnoko pergi untuk menagih janji Kepala Desa Sarimekar untuk membayar utang proyek pembangunan jalan di Jatigede.
Akan tetapi, bukannya mendapat kabar baik. Desi malah mendapat kabar jika suaminya Harnoko dibawa ke puskesmas karena mengalami luka lebam pada wajahnya. Diduga karena dianiaya oleh kepala desa.
"Suami saya itu mau menagih hutang kepada Kuwu Sarimekar. Namun tahu-tahu dapat kabar bahwa suami saya sudah babak belur di Puskesmas," ungkapnya.
Berdasarkan keterangan Desi, bukan hanya suaminya yang menjadi korban. Melainkan kakak iparnya Agus, turut menjadi korban dugaan penganiayaan tersebut.
"Suami saya dipukul oleh anaknya Kades. Sementara kakak ipar saya dipukul oleh Kadesnya," terangnya.
Alasan dari Kepala Desa Sarimekar US
Sementara itu, pihak Kades US sendiri langsung membantah terkait insiden penganiayaan tersebut.
Menurutnya, kasus tersebut murni keributan terkait jual beli rumah antara anaknya G dengan korban Harnoko alias Deden.
"Jadi Harnoko ini menawarkan rumah kepada anak saya dan uangnya itu sudah masuk kepada Harnoko. Tapi pada kenyataannya uang tidak ada, rumah pun tidak ada. Kasus ini sebelumnya sudah mau dibikin laporan polisi, namun saya cegah," kata US.
Tak hanya itu, US juga menyebut jika uang yang diserahkan G kepada Harnoko sendiri nilainya sebesar Rp 50 juta. Uang tersebut diketahui merupakan uang milik besannya atau mertua dari anaknya.
"Dan mertua anak saya menagih terkait uang itu. Sama saya kepada besan dijelaskan bahwa uang itu bukan dipakai oleh anak saya maupun oleh anak besan saya itu. Tapi uang itu sudah masuk kepada Harnoko yang menawarkan rumah, kwitansi dan tanda bukti ada dan saya bilang kepada besan jika tidak percaya temui Harnoko," bebernya.
Akan tetapi, saat menemui Harnoko, istri dari anaknya tersebut malah dikata-katai dengan nada kasar oleh Harnoko.
"Jadi pada saat menemui Harnoko, istri anak saya malah dikata-katai," ucapnya.
Tak lama kemudian, akhirnya keributan pun berlanjut saat anak US berinisial G bertemu dengan Harnoko di kantor desa. Namun keributan pada saat itu sempat berhasil diredam oleh US.
Bahkan, lanjut US, keributan malah kembali terjadi saat kakak dari Harnoko bernama Agus ikut bicara.
Menurut US, Agus inilah yang menjadi provokator sehingga keributan kembali terjadi dan tidak terkendali.
"Disini keributan kembali terjadi, saya saat itu memegang tangan kakaknya Harnoko bernama Agus karena takutnya mengeroyok anak saya. Dan anak saya sendiri dipegangi oleh polisi desa," katanya.
"Sementara Harnoko tidak ada yang pegang, sehingga kontak pisik antara Harnoko dan anak saya pun tidak terkendali. Harnoko saat itu sempat menjambak rambut anak saya, lalu sama anak saya ditonjok satu kali dan langsung terjatuh, nah seperti itu kejadiannya," sambung US.
Selain itu, US pun membantah jika kasus ini ada kaitannya dengan proyek pembangunan jalan di Kawasan Jatigede.
"Ah itu mah hanya rekayasa saja. Tidak ada itu, bahkan soal kasus jual beli rumah saja tidak saya bikin laporan polisi, cuma kakaknya Harnoko yang menjadi provokator sehingga keributan pun terjadi," tuturnya.
Polisi Amankan Tiga Orang
Kasi Humas Polres Sumedang AKP Dedi Juhana menerangkan, jika pihak kepolisian saat ini sudah mengamankan tiga orang yang terlibat dalam kasus dugaan penganiayaan tersebut.
"Saat ini ada tiga orang yang kita amankan dan masih dalam lidik dan pemeriksaan," ujar Dedi kepada wartawan, Selasa (6/11/2022).
Dedi juga menyebutkan, setelah melakukan sejumlah pemeriksaan, pihaknya terus mendalami motif dari kasus yang menyeret Kepala Desa Sarimekar beserta anaknya tersebut.
"Sampai saat ini Satreskrim Polres Sumedang masih dalam penyelidikan tentang kasus itu. Masih didalami dan statusnya nanti akan dinaikan setelah gelar perkara dilaksanakan. Bahkan, motifnya sendiri sampai saat ini masih didalami," tuturnya. [sdy]