WahanaNews.co | Status Gunung Semeru meningkat, dari Siaga (level III) menjadi Awas (level IV) pada Minggu (4/12/2022) siang pukul 12.00 WIB.
"Tidak ada aktivitas dalam radius 8 kilometer (km) dari puncak, dan sektoral arah tenggara (Besuk Kobokan) sejauh 19 km dari puncak," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (pvmbg) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Hendra Gunawan melalui keterangan tertulis yang diterima KOMPAS.TV, Minggu.
Baca Juga:
Pj. Gubernur Adhy: Bentuk Kepastian Hukum Atas Kepemilikan Tanah
Sebagaimana telah diberitakan sebelumnya, Gunung Semeru kembali meluncurkan awan panas sehingga menyebabkan sebagian warga mengungsi secara mandiri.
Erupsi Gunung Semeru telah terjadi tiga hari berturut-turut sejak Jumat (2/12) hingga Minggu (4/12).
Dikutip dari Kompas TV , pada pukul 11.05 WIB siang ini panjang aliran awan panas dari kawah Gunung Semeru telah mencapai 10 kilometer.
Baca Juga:
Mantan Dirut Ditahan Kejati Jatim, PT INKA Hormati Proses Hukum
Awan panas itu bergerak menuju Curah Kobokan ke arah Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Penduduk di sejumlah daerah terdampak, di antaranya Curah Kobokan, Dusun Kajar Kuning, Desa Sumber Wuluh, dan Desa Penanggal Lumajang telah mengungsi secara mandiri.
Sementara itu, pemerintah daerah sudah menutup jalur Curah Kobokan yang berada di wilayah selatan Kabupaten Lumajang, sehingga sudah tidak ada lagi aktivitas warga di daerah tersebut.
Sejumlah petugas keamanan, termasuk TNI juga disiagakan untuk berjaga di daerah pintu masuk wilayah Kabupaten Malang agar masyarakat tidak melintas di daerah Curah Kobokan.
Pasukan gabungan itu disiagakan di sisi timur maupun selatan Kabupaten Lumajang.
Selain itu, petugas dari Dinas Sosial dan ambulans juga berjaga di sejumlah titik.
Berdasarkan keterangan resmi dari Kementerian ESDM, gunung tertinggi di Jawa Timur itu berstatus siaga sejak 16 Desember 2021.
Erupsi terbaru terjadi pada Minggu (4/12) dini hari tadi pukul 02.46 WIB.
Gunung Semeru tampak mengeluarkan awan panas setinggi kurang lebih 1.500 kilometer dari puncak.
Awan panas guguran tersebut berlangsung terus-menerus hingga pukul 06.00 WIB dengan jarak luncuran mencapai 7 kilometer.
Gempa vulkanik juga terjadi sebanyak delapan kali sejak tengah malam hingga pukul 06.00 WIB pada Minggu.
"Hal ini menunjukkan aktivitas erupsi dan awan panas guguran di Gunungapi Semeru masih sangat tinggi," tulis keterangan resmi PVMBG, Minggu.
Selain berpotensi terjadi awan panas, potensi terjadinya aliran lahar juga dinilai masih tinggi karena tingginya curah hujan di Gunung Semeru.
Oleh karena itu PVMBG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Terutama di daerah Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besik Sat.
Aliran lahar juga berpotensi mengalir di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai Besuk Kobokan.
Masyarakat juga diimbau agar hanya mengikuti arahan dari instansi yang berwenang dan tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak bertanggung jawab terkait aktivitas maupun erupsi Gunung Semeru. [rgo]