WahanaNews.co | Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Joko Supriyanto, mengaku telah memerintahkan warga yang
tinggal di sekitar Kali Boyong untuk turun dan mengungsi.
Perintah itu termasuk bagi warga di
Padukuhan Turgo, Kelurahan
Purwobinangun, Pakem, Sleman. Mereka
diperintahkan untuk mengungsi sementara di SD Sanjaya Tritis.
Baca Juga:
Prediksi BMKG: Hujan Ekstrem dan Angin Kencang Hantam Sejumlah Wilayah Saat Libur Panjang
"Saya
perintahkan, agar tidak waswas, mengungsi sementara di Tritis," ucap Joko,
Rabu (27/1/2021).
Ia
melanjutkan, apabila nantinya dinilai semakin membahayakan, warga akan segera
dievakuasi ke barak pengungsian Purwobinangun.
Kapasitas
barak, menurutnya, dalam
kondisi mencukupi untuk menampung warga pengungsi.
Baca Juga:
Cuaca Ekstrem Siap Mengguyur RI, Ini Daftar Wilayah Terancam Banjir dan Longsor
Warga Berkemas
Warga
Padukuhan Turgo, Purwobinangun, Pakem, di empat rukun tetangga, terutama yang
berada di dekat aliran Kali Boyong, diminta berkemas-kemas untuk mengungsi ke tempat aman.
Hal ini
menyusul aktivitas Gunung Merapi mengalami peningkatan dengan mengeluarkan abu
vulkanik cukup besar pada Rabu (27/1/2021) siang.
"Kondisi
di Turgo saat ini sedang berkemas-kemas untuk mengungsi. Sekarang proses
persiapan turun," kata Penewu (Camat) Pakem, Suyanto, saat dihubungi wartawan, Rabu (27/1/2021), sekitar pukul 16.00 WIB.
Saat
dihubungi, Suyanto mengaku sedang berada di Turgo. Ia bergabung bersama para relawan turut melakukan
proses evakuasi.
Di
Padukuhan Turgo, kata dia, ada empat rukun tetangga yang sedang berkemas,
bersiap-siap untuk melakukan pengungsian, yaitu di RT 03, 04, 02, dan 01.
Mereka
adalah warga yang bermukim di sekitar Kali Boyong. Total jumlah warga yang bersiap mengungsi, menurutnya, belum diketahui secara pasti. Namun, ada sekitar 300-an warga.
"Jumlah
pastinya, nanti saya cek lagi," ujar dia.
Diketahui,
Gunung Merapi meletus sekitar pukul 13.45 WIB, dengan mengeluarkan
abu vulkanik cukup besar.
Saat
kejadian itu, menurut Suyanto, sejumlah
warga di Turgo sempat panik.
EWS atau
sirine deteksi dini berbunyi, dan
warga secara manual membunyikan kentongan. Namun, sekarang ini kondisinya sudah
cukup tenang.
"Sekarang
sudah cukup melandai," papar dia.
Suyanto
menjelaskan, warga Turgo mengungsi sementara di gedung SD Sanjaya Tritis.
Selanjutnya,
akan segera dipindahkan ke tempat yang lebih aman, di Barak pengungsian
Kalurahan Purwobinangun.
Proses
evakuasi menggunakan kendaraan dari BPBD, Satpol-PP, Basarnas maupun relawan
lainnya.
"Tapi
ada juga warga yang menggunakan kendaraan pribadi," ujar dia.
Pantauan
di lokasi, sejumlah relawan dari lintas instansi telah
bersiap-siaga, mengantisipasi apabila sewaktu-waktu kondisi semakin
membahayakan.
Bahkan,
jalan menuju puncak Merapi, tepatnya di simpang empat Ngepring telah diportal.
Palang bambu dipasang. Warga berjaga-jaga.
Semua
kendaraan, selain keperluan evakuasi, sementara tidak diperbolehkan melintas. [dhn]