WahanaNews.co | Aksi demonstrasi yang digelar Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) pada Rabu (1/12/2021) di Renon, Denpasar, Bali, berakhir bentrokan dengan ormas.
Peristiwa itu terjadi saat AMP bergerak menuju perwakilan Konsulat Jenderal Amerika di kawasan Renon.
Baca Juga:
Bank Indonesia Bali Catat Kenaikan Indeks Keyakinan Konsumen Ekonomi Pulau Dewata September 2024
Menurut, Ketua AMP Bali, Yesaya, bentrok bermula ketika AMP hendak menggelar aksi "peringatan 60 tahun kemerdekaan West Papua".
"Aksi sudah sudah dilaporkan ke Polda Bali dan meminta pendampingan dari LBH Bali," katanya.
Tapi, dalam perjalanan AMP menuju konjen Amerika, sejumlah anggota ormas dari Patriot Garuda Nusantara (PGN) menghadang mereka.
Baca Juga:
Diduga Terlibat Prostitusi, Imigrasi di Bali Usir WNA Uganda
"Tiba-tiba ada lemparan batu ke arah kami," katanya.
Lemparan batu tersebut menghantam mobil komando milik AMP.
Akibatnya, kericuhan tidak bisa dihindari, kedua kubu akhirnya saling lempar batu.
Yesaya menambahkan, akibat peristiwa ini, 12 anggota AMP mengalami luka-luka.
"12 orang luka-luka, ada yang di bagian kepala, dada dan ada juga yang kena sepakan. Tidak ada yang ditangkap polisi," ucap Yesaya.
Sementara itu, Koordinator Patriot Garuda Nusantara (PGN), Gus Yadhi, mengatakan bahwa di pihaknya juga jatuh korban luka-luka.
"Banyak yang luka dan bengkak, termasuk saya," kata Gus Yadhi.
Dia menambahkan, bentrokan terjadi karena ada orasi yang berbau separatis.
Selain itu, dia menuding bukan hanya mahasiswa asal Papua yang ikut dalam aksi tersebut.
"Yang orasi bukan hanya orang Papua (saja), tapi ada juga dari pihak lain. Kami minta polisi tegas memanggil mereka," tegasnya. [qnt]